LABUAN BAJO | patrolipost.com – Pemerintah terus berupaya menghidupkan kembali pariwisata Labuan Bajo yang redup akibat pandemi Covid-19. Salah satu aspek yang tengah dibangun dalam menunjang keberlangsungan pariwisata adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (Ekraf) di Labuan Bajo.
Upaya peningkatan kualitas SDM bagi pelaku pariwisata dan Ekraf di Labuan bajo dilakukan melalui berbagai pelatihan dan bimbingan yang diselenggarakan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Salah satunya yakni Pelatihan Pemasaran Ekonomi Kreatif.
Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Yuana Rochma Astuti menyampaikan, pelatihan dan bimbingan teknis bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo bertujuan meningkatkan kemampuan pelaku pariwisata dan Ekraf dalam mengenali keunggulan produk serta mengemasnya dalam suatu cerita yang menarik.
“Ekonomi kreatif adalah konsep ekonomi baru yang mengandalkan ide, gagasan, dan kreativitas sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama. Ide, gagasan, dan kreativitas tersebut kita wujudnyatakan lalu diberikan nilai tambah sehingga menjadi produk atau jasa yang punya nilai ekonomi. Untuk itu hari ini kita berkumpul bersama di sini akan mendengarkan materi – materi yang akan meningkatkan pemahaman kita tentang strategi pemasaran ekonomi kreatif,” kata Yuana yang diwakilkan oleh Koordinator Pemasaran Musik dan Seni Pertunjukan, I Made Dodi Narindra.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat, Agustinus Rinus menjelaskan, berbagai jenis pelatihan yang dihadirkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merupakan salah satu strategi dalam mengembangkan kualitas SDM pelaku pariwista dan Ekraf dalam memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki.
“Potensi kita memang sangat menjanjikan, tetapi potensi ini belum dikembangkan secara baik. Diharapkan dengan berbagai pelatihan dan pendampingan yang dihadirkan, pengembangan sumber daya khususnya ekonomi kreatif bisa berkembang dengan baik,” ujar Agustinus.
Selain itu Agustinus juga menjelaskan pelatihan yang diberikan akan ditindaklanjuti dengan dilakukannya pendampingan langsung selama 3 bulan dengan tujuan agar potensi yang dimiliki benar-benar dapat dikelola secara maksimal.
“Pemkab sudah mendapat dana alokasi khusus dari sektor pariwista non fisik. Dana ini kita dorong untuk kegiatan pendampingan setelah pelatihan ini. Kami harap dengan melakukan pendampingan kurang lebih 3 bulan masyarakat dan pelaku usaha Ekraf kita bisa berkembang secara baik sehingga mampu memberikan dampak ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat Mabar,” kata Agustinus.
Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira yang turut hadir dalam pelatihan ini mengajak masyarakat Manggarai Barat untuk mengambil bagian penuh dalam industri pariwisata di Labuan Bajo. Andreas juga mengingatkan masyarakat untuk mampu mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki melalui ide ide kreatif yang mampu menghasilkan produk dengan nilai jual tinggi.
“Salah satu tantangan baik sekarang maupun ke depan, untuk wilayah Labuan Bajo dan Flores adalah kreatifitas. Kreatifitas kita sehingga bisa menciptakan sesuatu yang sebenarnya sama tapi mempunyai nilai jual sehingga orang mau membeli produk kita. Orang Flores harus belajar aspek itu juga, orang datang ke sini dan mau beli apa yang kita buat di sini. Kita harus mulai dengan memproduksi apa yang menjadi milik kita dengan kreatifitas,” ujar Andreas.
Pegiat Sampah di Labuan Bajo, Stefan Rafael mengakui kegiatan materi pelatihan dan bimbingan teknis yang dihadirkan mampu memberikan sebuah ide baru dalam menghasilkan sebuah produk dan peluang wisata yang beda dengan lainnya. Stefan pun menuturkan akan menciptakan sebuah wisata baru, yakni wisata sampah. Sampah yang menurut sebagian orang merupakan sebuah masalah akan diubahnya menjadi sebuah peluang wisata baru.
“Ini pelatihan bagus karena ditantang untuk berkreatifitas yang out of the book. Kalau dari saya dengan materi – materi yang disampaikan memberikan ide baru dan tantangan baru yakni Pariwisata Sampah. Saya harus buat itu,” ujar Stefan.
Stefan menjelaskan, Pariwisata Sampah yang dimaksud adalah sampah yang dulu menjadi masalah semua orang akan diubah menjadi sebuah peluang yang baru dalam dunia pariwisata Labuan Bajo dengan mengutamakan edukasi melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan pengelolaan sampah.
“Di masa pandemik seperti sekarang sampah bertebaran dimana – mana, akan kita ubah jadi peluang pariwisata. Yang mana kita bisa undang anak – anak sekolah belajar tentang persampahan dan ekosistem. Dan juga bisa mengundang wisatawan untuk ikut dalam kegiatan Volunteering pemungutan sampah yang dipastikan dengan edukasi, baik dari sisi pola pikir soal sampah, keterampilan dalam mengolah sampah dan menggunakan peralatan yang berhubungan dengan sampah. Kegiatan ini sangat menginspirasi dan harus melibatkan kerjasama berbagai pihak,” tutur Rafael. (334)