Pemerintah: Rempang Harus Kosong 28 September

batam 111zzzz
Walau masyarakat menolak relokasi, pemerintah tetap memerintahkan petugas keamanan agar Rempang kosong 28 September. (ist/ant)

BATAM | patrolipost.com – Masyarakat Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) yang terdampak pembangunan Eco-city akan direlokasi. Sebab, kawasan Rempang harus kosong 28 September mendatang.

Warga yang direlokasi ditampung di hunian sementara. Pemerintah Kota (Pemkot) Batam menyiapkan tiga rumah susun (rusun) atau sekitar 202 kamar untuk menampung warga Rempang yang terkena relokasi.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Batam, Rudi Panjaitan mengatakan, untuk rumah tinggal sementara warga Rempang tidak ada masalah. Kesiapan juga dipenuhi dari air, listrik, dan lainnya.

Selain rusun dari Pemkot Batam, ada juga beberapa rusun lainnya yang disiapkan BP Batam dan BPJamsostek. Jumlahnya 5 rusun dari BP Batam, 3 rusun dari BPJamsostek, dan ruko dan perumahan lain.

Ada tiga lokasi rusun yang disiapkan dan telah disampaikan dengan tim. Ada di daerah Kabil, Tanjung Uncang.

“Saat ini sudah di-mapping segala perlengkapan di sana,” kata Rudi, dilansir Rabu (13/9).

Dia menyebutkan, secara keseluruhan terdapat 1.138 unit yang disiapkan untuk tempat relokasi sementara bagi warga Rempang.

“Tanjung Uncang ada 2 blok yang tersedia, dan sekarang pun masih di data. Kalau kurang akan kita siapkan lagi tempat relokasi lain. Tapi sejauh ini masih cukup untuk dipakai sementara,” ujar dia.

Terkait kesiapan sanitasi di setiap rusun, Rudi memastikan semua itu sudah siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga yang direlokasi.

“Semua kebutuhan standar kehidupan tempat tinggal sudah disiapkan dan semua sudah dilengkapi dan diantisipasi termasuk dengan kebutuhan air, listrik, dan bahan dasar lainnya,” ujar dia.

Sementara itu, untuk pelaksanaan pembelajaran bagi siswa-siswi di Rempang juga akan dipindahkan di sekitar tempat relokasi sementara.

“Jadi siswa yang di Rempang itu, nanti di siapkan sekolah yang dekat sama rusun. Kalau rasionya masih memungkinkan melaksanakan belajar mengajar di situ, maka masuk di ruang kelas yang ada. Tapi kalau dia sudah tidak memungkinkan, nanti kita buatkan sif baru lagi,” ujar dia.

Semua pelayanan pendidikan akan difasilitasi dan jamin semua. Untuk sekolah akan ditempatkan berdekatan dengan tempat tinggal nanti

Mengenai jadwal pengosongan lahan yang rencananya akan berlangsung 28 September ini, Rudy mengungkapkan masih menunggu jadwal dan informasi detail dari tim BP Batam. (305/jpc)

Pos terkait