JAKARTA | patrolipost.com – Penjelasan pihak Istana Negara terkait cawe-cawe Presiden Prabowo di Pilkada Jawa Tengah membuat anggota DPR RI dan netizen geram. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyebut tak ada aturan yang melarang Prabowo untuk berkampanye.
“Tidak ada aturan yang melarang Pak Prabowo meng-endorse calon. Pak Prabowo adalah ketua umum partai,” ujar Hasan Nasbi.
Sebelumnya Presiden ramai dikecam usai video endors calon Gubernur dan wakil Gubernur Jawa Tengah ramai di sosial media. Dalam video tersebut, Prabowo tampak mendukung pasangan Ahmad Luthfi dan Taj Yasin.
Pernyataan pihak Istana ini membuat Anggota Komisi II DPR RI Deddy Sitorus dari Fraksi PDI-P geram dan menilai juru bicara istana tidak paham Undang-undang.
“Istana mengatakan tak ada larangan presiden kampanya, oh iya betul. Tapi UU kita mensyaratkan kalau mau kampanye harus cuti, jadi juru bicara Istana ini nggak ngerti undang-undang,” tegasnya dalam rapat Komisi II DPR RI dengan Menteri Dalam Negeri, Pj Gubernur dan Bupati Walikota, Senin (11/11/2024).
Sementara hingga hari ini tidak ada informasi Prabowo mengambil cuti usai dilantik pada 20 Oktober lalu. Dia menilai atas keberpihakan Prabowo terhadap salah satu calon di Pilkada Jateng, Prabowo turun kelas. Ia juga mengaku kehilangan harapan untuk Pilkada yang jujur dan adil usai video dukungan Prabowo beredar.
“Ketika Presiden turun kelasnya menjadi jurkam untuk satu calon, saya kira kita kehilangan harapan bahwa pemilu ini akan berlangsung dengan jurdil,” tambahnya lagi.
Kritik yang jauh lebih pedas dilontarkan sejumlah netizen di X (dulu Twitter). Netizen menguliti sikap Presiden Prabowo yang meng-endors Paslon di Pilkada Jateng. Dikutip dari ayoindonesia.com, berikut beberapa komentar netizen.
“Berak di teras rumah takada larangannya. Mengencingi kuburan orang takada larangannya. Minum mabuk di rumah ibadah takada larangannya. Tertawa di tengah keluarga yang berduka takada larangannya. Tapi tidak ada yang melakukan semua di atas. Kenapa? Karena ada namanya ETIKA,” tulis akun X @denismalhotra.
“UU juga melarang, jadi bukan hanya etika.. Hasan Nasbi jerumusin pa @prabowo,” sebut @PasTIGAma2024.
“Itu orang orangan istana pada gk nonton video nya apa, jelas jelas paragraf pertama pak prabowo bilang dia presiden butuh dukungan dr pemerintah daerah trs lanjut ngendors paslon tersebut. aneh orang orangan istana,” tambah @AwamPolitikX.
“Kemana mana dikawal Paspampres,yg dibayar negara untuk menjaga keselamatan presiden, bukan untuk mengawal ketum partai,” sebut @MuhammadDjazul1.
“Mas masih berharap etika dari produk gagal etik,” ujar @musaKSQ.
“Ini politik SUKA-SUKA GUE. Nggak ada Etika – Tanpa norma – nggak punya malu dan muka Tebal,” sebut @MulyonoSkampret.
“Saya kira prabowo itu seorang yg mempunyai wawasan kebangsaan yg luas. Ternyata ketika jadi penguasa wawasannya cuma seiprit. Berbuat adil pun tdk bisa. Dia lebih mengutamakan golongannya. Padahal ketika jadi presiden dia harus berdiri di atas golongan,” tambah @ichaaasv.
“Wah kok ini blunder namanya.. hanya cari pembenaran!! Selain ketua partai, Pak Prabowo adl Presiden, yg harus menanungi semua rakyat dan semua parpol!! Faham gak sih,” jelas @Rizlamic. (807)