Perwira Kodam IX/Udayana Sambangi Tokoh Puri Bueleleng

perwira kodam
Dandenma Kolonel Inf Made Yoseph Angkasa didampingi Staf Ahli Pangdam IX/Udayana Kolonel Arh Joko Purnomo, Dandim 1609/Buleleng Letkol Arh Tamaji SSos bersilaturahmi ke Puri Pembayun Tukadmungga Buleleng, Kamis (25/8). (cha)

SINGARAJA | patrolipost.com – Sejumlah perwira menengah Kodam IX/Udayana turun ke Buleleng, Kamis (25/8/2022). Tak tanggung-tanggung mereka menemui tokoh Puri Buleleng untuk melakukan pembicaraan terkait kondisi Buleleng terkini sembari melakukan silaturahami.

Perwira yang turun antara lain Dandenma Kodam IX/Udyana Kolonel Inf Made Yoseph Angkasa didampingi Staf Ahli Pangdam IX/Udayana Kolonel Arh Joko Purnomo, Dandim 1609/Buleleng Letkol Arh Tamaji SSos MIPol, Dandenkesyah 09.04.03 Singaraja Letkol Ckm Novie Windarto SKep, Dansecata Rindam IX/Udayana Letkol Inf Bayu Sigit Dwi Untoro dan Danramil 1609-01/Buleleng Kapten Inf Wayan Nada di Keluarga besar Danpuspenerbad Kolonel Cpn Ngr AA Romi Satryadi.

Rombongan diterima di Wantilan Puri Pembayun, Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng, oleh Manggala Utama Trah Tunggal Anglurah Panji Sakti Puri Buleleng Anak Agung Wiranata Kusuma SH MH bersama Penglisir Puri Pembayun Anak Agung Ngurah Mudiptha, Anak Agung Ngurah Sudiptha, penglisir Puri Kanginan Anak  Agung Ngurah Parwata Panji serta penglingsir lainnya.

Disela pertemuan sejumlah isu-isu terkait Bueleleng menjadi fokus pembicaraan. Diantaranya soal lemahnya akselarsi Buleleng dalam menangkap peluang kemajuan sehingga wilayah Bali Utara ini terkesan tertinggal dari daerah lainnya di Bali. Untuk mengatasinya, diperlukan sinergitas diantara elemen masyarakat baik TNI, Polri dan tokoh-tokoh puri agar lebih intens dilakukan sehingga masyarakat akan semakin merasakan keberadaannya.

Bahkan mengemuka harapan agar Puri Pembayun dan juga puri-puri yang ada Buleleng membuka ruang koordinasi antar tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama untuk mengantisipasi tantangan ke depan agar Buleleng tetap aman dan kondusif dan bisa lebih maju.

Dikonfirmasi soal pertemuan tersebut, Anak Agung Wiranata Kusuma mengatakan, selain bersilaturahmi sebagai keluarga besar TNI dan Polri juga dilakukan pembicaraan soal kondisi Buleleng terkini. Diantaranya adanya keprihatinan melihat kondisi Buleleng di tengah kekayaan sumber daya alam yang cukup besar namun masih tetap dalam kondisi terpuruk.

”Ada ungkapan rasa prihatin dan permintaan agar puri-puri di Buleleng lebih mengambil peran dari sekedar sebagai simbol budaya saja,” ucap Wiranata Kusuma.

Selama ini, menurut mantan Kabag Ops Polres Buleleng itu, suport Kodam IX/Udayana sudah maksimal untuk Buleleng. Namun itu belum cukup jika sumber daya di Buleleng tidak secara optimal terlibat dalam menggali potensi untuk kemajuan daerahnya.

Bahkan disebutkan, peran puri diminta ikut andil secara terbuka karena dalam sejarahnya memiliki peran besar dalam melahirkan Buleleng.

”Memang selama ini kalangan Puri Buleleng tidak ada yang ‘menjual diri’ untuk kepentingan sesaat. Hanya saja peran lebih kalangan puri itu diminta agar ada semacam garis lurus dengan sejarah pendiri Buleleng. Ini demi kemajuan Buleleng,” imbuhnya.

Keluarga Puri Buleleng selama ini dianggap sepi kehadirannya bahkan cenderung diam saat Buleleng memerlukan sentuhan kalangan puri. Atas kondisi itu, Wiranata Kusuma mengatakan, selama ini keberadaan puri hanya dijadikan simbol dukungan untuk kepentingan politik tertentu. Namun setelah itu puri ditinggal dan sama sekali tidak dilibatkan dalam konstelasi apapun setelah berada di jabatan tertentu.

“Kita hanya diminta doa restu saja dan setelah menjabat kita ditinggal. Bahkan jika ada masalah kadang baru kita dilibatkan. Sebenarnya mereka elinglah dan kita akan siap,” sambungnya.

Dalam perspektif Buleleng, kata Wiranata Kusuma, pertalian kekerabatan antar masyarakat Buleleng sebenarnya cukup kental, tidak ada lagi sekat soal ras, agama dan puri telah berada di posisi itu sebagai perekatnya.

“Istilahnya pihak puri tidak mungkin ‘metanje’ kalau tidak diminta untuk bicara karena memiliki peran itu. Namun, kami lihat gubernur sekarang (Wayan Koster) sepertinya eling terbukti dibangun tower dan monument patung tinggi (Ki Panji Landung) untuk membuka sejarah itu, bahwa Buleleng ada karena siapa,” tandas Wiranata Kusuma. (625) 

Pos terkait