SINGARAJA | patrolipost.com – Setelah urusan lahan untuk warga Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak beres, rencana untuk membangun Bandar Udara (Bandara) Bali Utara di desa tersebut ternyata bukan isapan jempol. Sejumlah proses persiapan dilakukan termasuk melakukan sosialisasi untuk membangun kesepahaman dengan masyarakat setempat.
Salah satu penggagas bandara Bali Utara, PT Angkasa Pura I (Persero) mulai melakukan kegiatan pengambilan data, sampling, survey dan wawancara dalam rangka studi identifikasi rona lingkungan sebagai alternatif lokasi bandara di Desa Sumberklampok.
Sebagai pelaksana di lapangan ditunjuk PT Superintending Company Of Indonesia (Sucopindo) (Persero) untuk melakukan kegiatan tersebut. Tak hanya melibatkan Desa Sumberklampok, namun tiga desa yang dianggap sebagai desa penyangga Bandara Bali Baru juga dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Desa-desa itu yakni Desa Pejarakan, Sumberkima dan Desa Pemuteran.
Dalam surat yang ditandangani Direktur Teknik Vice Presdident Airport Planning and Environment PT Angkasa Pura I Widodo menyatakan akan melakukan Studi Identifikasi Rona Lingkungan Awal sebagai alternatif lokasi Bandara di Sumberklampok dan memohon izin, koordinasi dan survey serta pengambilan sampel yang akan dilaksanakan pada tanggal 28 September – 31 Oktober 2021.
Empat Kepala Desa secara resmi diminta hadir dalam rangka sosialisasi awal termasuk melibatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Kepala Desa Sumberklampok I Wayan Sawitra Yasa membenarkan pihaknya diajak oleh PT Sucopindo melalui PT Angkasa Pura untuk melakukan sosialisasi di Balai desa setempat, Kamis (30/9/2021). Sawitra Yasa juga mengaku dalam pertemuan tersebut melibatkan 3 kepala desa lainnya beserta tokoh-tokohnya.
Menurutnya, sosialisasi berisi soal rencana membangun bandara baru dengan terlebih dahulu melakukan kegiatan survey dan lainnya. Bagi Sawitra Yasa, warga Desa Sumberklampok yang baru saja menerima sertifikat hak milik (SHM) atas lahan yang ditempati, belum begitu berkonsentrasi penuh soal bandara karena masing-masing warga masih melakukan penataan atas lahan mereka.
“Ya memang ada sosialisasi soal bandara dan pelaksananya sudah melakukan kegiatan yang berlangsung di Balai Desa. Itu dikuti selain para kepala desa juga melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh adat,” ujarnya.
Soal bandara menurut Sawitra, masih menjadi urusan pemerintah diatas dan pihaknya hanya mengikuti proses yang tengah dilakukan untuk mewujudkan bandara tersebut. ”Kita diminta untuk ikut kegiatan sosialisasi, ya kita ikuti saja karena itu merupakan rencana proyek startegis pemerintah,” ujarnya.
Sementara, Kepala Desa Pemuteran Nyoman Arnawa mengaku mendapat undangan untuk acara sosialisasi bandara, namun enggan hadir karena dianggap belum mendapat kepastian. Arnawa mengatakan, secara pasti pihaknya belum mendapat undangan termasuk urgensi acara tersebut. Hanya saja soal lokasi bandara yang berada di Desa Sumberklampok, Arnawa mengaku no coment karena soal itu masih terlalu dini untuk dipastikan.
“Saya diundang (acara sosialisasi) bandara namun tidak sempat hadir,” tandasnya. (625)
PT Angkasa Pura I (Persero) melalui PT Superintending Company Of Indonesia (Sucopindo) (Persero), melakukan sosialisasi Bandara Bali Baru di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kamis (30/9/2021).