SINGARAJA | patrolipost.com – Raja Banjar Ida Made Rai, diusulkan menjadi pahlawan nasional. Hal itu terungkap dalam diskusi oleh UPTD Monumen Perjuangan Rakyat Bali Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, untuk mengaji peristiwa sejarah perang perlawanan rakyat Banjar. Dikusi berlangsung di Griya Gede Banjar kediaman milik Raja Banjar Ida Made Rai di Banjar Dinas Melanting, Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Rabu (25/9).
Sejumlah akademisi, sejarawan para dosen dari Universitas Negeri Udayana (Unud), Universitas Pendidikan Ganesha, perwakilan dari Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan Buleleng dan Provinsi Bali ikut sumbang saran dalam diskusi. Hadir pula Camat Banjar, Desa Banjar, Pelingsir Griya Gede Banjar, tokoh adat dan masyarakat Desa Banjar.
Dalam diskusi mencuat kembali ide agar Raja Banjar Ida Made Rai diusulkan menjadi pahlawanan nasional. Usulan itu pun disambut hangat oleh para peserta diskusi. Bahkan peserta diskusi mengusulkan untuk dibuatnya sebuah monumen perang rakyat Banjar.
Salah satu tim pengkaji peristiwa sejarah I Wayan Tagel Eddy mengaku, wacana agar Raja Banjar diusulkan menjadi pahlawan nasional sudah ada sejak dulu, namun belum dapat terealisasi. Belakangan usulan itu kembali mencuat. “Dalam diskusi ini kami menggali informasi menyeluruh peristiwa perang Banjar dibingkai dalam bentuk diskusi FGD,” kata Wayan Tegel yang juga Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unud.
Menurut Tagel Eddy, sebaiknya pihak keluarga dan keturunan Banjar Ida Made Rai yang mengambil alih inisiatif untuk memembawa usulan itu ke pemerintah dan tentu dukungan dari semua tokoh masyarakat dan desa setempat. Apalagi belum lama ini dari Griya sudah memperingati 151 tahun perang banjar pada 20 September lalu. Tinggal mempersiapkan seluruh aspek yang menjadi dasar usulan seperti naskah akademik, peninggalan yang ada dan kajian-kajian akademik lainnya.
Proses usulan itu dapat dimulai dengan membangun monument perang banjar dan dilakukan secara integrasi termasuk penentuan lokasi monument yang menggunakan lahan aset desa adat di Banjar. “Jika terlaksana Desa Banjar bisa menjadi pariwisata Culture Heritage. Apalagi sudah ada lokasi wisata air panas di Banjar. Wisatawan yang datang ke Banjar tidak hanya mandi air panas, tetapi juga mengunjungi wihara dan monumen Perang Banjar,” ujarnya.
Sementara itu, Ida Bagus Wika Kresna (40) merupakan keturunan kelima Raja Banjar mengatakan, sangat mengapresiasi usulan Ida Made Rai menjadi pahlawan nasional. Menurutnya, perang Banjar yang terjadi tahun 1868 sudah banyak kalangan yang melakukan kajian-kajian dan penelitian ilmiah. Dan itu memang sudah tidak bisa dipungkiri.
Sedangkan soal usulan monument Perang Banjar, Bagus Wika menyebut keberadaan monument itu sangat penting sebagai media untuk mentransfer nilai ketokohan dan kepemimpinan dari heroisme Perang Banjar. “Untuk lokasi monument kami mengusulkan dibuat di Desa Banjar. Selain dahulu menjadi distrik, Desa Banjar adalah titik sentral pusat pertempuran rakyat Banjar saat itu,” tandasnya. (war)