DENPASAR | patrolipost.com –RSUP Sanglah rencanakan sebanyak 20 tenaga kesehatan (nakes) per harinya mengikuti vaksinasi di Gedung Wing Amerta RSUP Sanglah. Selain itu, RS tidak hanya melayani vaksinasi nakes yang bekerja di RSUP Sanglah, tetapi juga melayani tenaga kesehatan dari instansi lain di seluruh Provinsi Bali, sesuai prosedur yang ditetapkan pihak Kementerian Kesehatan melalui SMS blast.
Hal ini disampaikan Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Sanglah, Dr dr Ketut Ariawati saat jumpa pers di RSUP Sanglah Denpasar, Jumat (15/1/2021).
“Jadi di Rumah Sakit Sanglah ini akan dilayani siapa pun yang mendapat SMS blast bahwa tempat vaksinasinya adalah di Rumah Sakit Sanglah. Contohnya, saya mendapat SMS blast jawaban terakhirnya pada tanggal 2 Maret di Rumah Sakit Sanglah. Tetapi beberapa teman saya, mendapatkan SMS blast bahwa mendapat imunisasi di Puskesmas dekat rumahnya,” ujar dr Ketut Ariawati.
Sedangkan pelaksanaan vaksinasi di Gedung Wing Amerta, RSUP Sanglah telah menyiapkan sebanyak 4 meja dengan petugas-petugas yang sudah terlatih. Ketut Ariawati menerangkan bahwa hari ini telah memvaksin sebanyak 15 tenaga kesehatan yang lolos tahap skrining.
“Ada 20 tenaga kesehatan yang datang, tidak semua lolos tahap skrining serta terdapat nama yang double,” terangnya.
Untuk itu, RSUP Sanglah merencanakan sebanyak 20 tenaga kesehatan per harinya yang akan mengikuti kegiatan vaksinasi. Sementara itu, jumlah vaksin yang diterima untuk sebulan masih mencukupi persediaannya. Sedangkan penerimaan vaksin dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali akan diterima RSUP Sanglah per periode.
“Kami telah menyiapkan tempat penyimpanan vaksin berupa refrigator atau cool box yang dapat menyimpan sebanyak 2.000 vaksin,” ungkapnya.
Selain itu, RSUP Sanglah telah menyediakan berbagai dokter spesialis yang siaga jika terjadi KIPI atau kejadian pasca imunisasi.
“Kami memiliki banyak spesialis-spesialis, khususnya dokter spesialis penyakit dalam yang dapat diperlukan sewaktu-waktu jika terjadi KIPI,” jelasnya.
dr Ketut Ariawati mengungkapkan, untuk melihat efek dari vaksin tersebut, setelah seseorang selesai mengikuti kegiatan vaksin dan menunggu reaksinya selama 30 menit di ruang observasi.
“Misalkan terjadi KIPI maka sudah disiapkan rak khusus untuk kasus-kasus kejadian ikutan dan kami sudah menyiapkan bed atau tempat tidur bila kejadian KIPI terjadi,” paparnya.
Namun sejauh ini, belum ada kejadian KIPI dari reaksi vaksinasi. (cr02)