Seririt Diguncang Gempa, Warga Berhamburan ke Luar Rumah

dokumentasi gempa seririt 1976
Dokumentasi dampak gempa bumi yang meluluhlantakkan Seririt tahun 1976. (ist)

SINGARAJA | patrolipost.com – Gempa bumi berkekuatan 3,7 Magnitudo mengguncang Seririt serta wilayah Buleleng bagian Barat, Senin (15/7/2024) sekira pukul 13.29 Wita. Trauma atas gempa 48 tahun silam (14 Juli 1976), warga berhamburan ke luar rumah.

Tepat 48 tahun silam, gempa bumi berkekuatan besar meluluhlantakkan Kecamatan Seririt dan sekitarnya. Ratusan warga meninggal dan terluka akibat tertimbun reruntuhan bangunan. Di tengah suasana mengenang gempa dahsyat tersebut warga Kecamatan Seririt dan sekitarnya, Senin 15 Juli 2024 kembali dikejutkan gempa bumi sehingga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Berdasarkan keterangan Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho SE SSi, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif.

“Berdasarkan hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=3,7. Episenter terletak pada koordinat 8,15° LS; 114,86° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 25 km Baratdaya Buleleng, Bali pada kedalaman 12 km,” bebernya.

Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Seririt II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang, meski demikian belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

“Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” papar Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar dalam releasenya.

Sejumlah warga di Kelurahan Seririt dan di Desa Pengastulan juga merasa was-was, terlebih lagi sekitar pukul 14.18 Wita terjadi gempa susulan.

“Agak kaget juga, pas lagi asik nonton ada goyangan sedikit, kirain kepala pusing, setelah saya lihat lampu bergoyang, ternyata benar ada linuh. Biar tidak membahayakan kestabilan bangunan, saya keluar sebentar,” ujar Suwaradana, warga Seririt.

Sementara, Plh Perbekel Desa Pengastulan Muhammad Ali saat dikonfirmasi mengakui warga berhamburan keluar dari rumah pada guncangan pertama. Apalagi kemudian disusul dengan guncangan kedua membuat beberapa warga trauma.

“Tidak ada kerusakan yang signifikan akibat yang ditimbulkan berupa getaran, gesekan genteng rumah yang berbunyi, lampu bergoyang, masyarakat tanggap dengan mencari perlindungan di tempat aman. Situasi sudah kembali normal masyarakat kembali beraktifitas sebagaimana biasa,” ungkap Ali.

BPBD Kabupaten Buleleng pasca gempa tersebut juga melakukan pemantauan di beberapa Lokasi.  Namun demikian belum ditemukan adanya kerusakan bangunan maupun benda-benda lain.

“Untuk info gempa sesuai pantauan Pusdalops BPBD belum ada laporan dampak kerusakan dari gempa yang terjadi,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi.

Untuk diketahui, warga Seririt sebelumnya telah bersiaga pada Minggu 14 Juli 2024 untuk mengantisipasi terjadinya siklus gempa bumi. Bahkan rasa trauma gempa Seririt tersebut menyebabkan beberapa warga ketakutan. Alasannya, 48 tahun silam, tepatnya 14 Juli 1976, Kota Seririt dan sekitarnya luluh lantak akibat gempa dengan kekuatan M 6.5 dan mencatat 573 orang meninggal dunia. (625)

Pos terkait