BANGLI | patrolipost.com – Anggota DPRD Bangli dari Partai Nasdem I Gede Tindih memilih bertarung ke tingkat lebih tinggi (provinsi) daripada kembali bertarung di kabupaten pada hajatan PIleg 2024. Politisi asal Desa Sogan, Kecamatan Kintamani ini beralasan memilih bertarung ke provinsi karena sudah dua kali sebagai anggota DPRD Bangli periode (1999-2004) dan (2019-2023).
”Saya sendiri yang minta ke DPW Bali agar dicalonkan ke provinsi. Politisi penakut kalau hanya berkompetisi berkali-kali pada satu tingkatan, sekali- sekali bertarung di level yang lebih tinggi,” ujarnya, Selasa (14/3/2023).
Sebut Gede Tindih, sejatinya DPW menginginkan agar dirinya maju lagi di kabupaten, namun hal tersebut ditolak dengan berbagai argument yang mendasar. Jika tidak direstui maju ke provinsi maka dirinya tidak akan nyalon.
”Bisa dibilang gagal proses kadernisasi jika seorang kader duduk di Dewan lebih dari 2 kali dalam satu tingkatan,” sebutnya.
Pertimbangna lainnya, kata Gede Tindih, bukan karena Nasdem kekurangan caleg, namun dirinya ingin adanya sirkulasi ellit di Partai Nasdem yakni ingin memberikan kesempatan kepada kader yang miliki potensi ikut berkompetisi.
“Kalau kita terus minta di kabupaten terus kapan sirkulasi elit bisa berjalan. Maksimal dua kali di kabupaten, jika merasa jadi politisi hebat, ayo bertarung ke provinsi. Setelah di provinsi bertarunglah ke pusat, katanya kader hebat,” sentil Gede Tindih.
Kata Gede Tindih di mata Caleg pemula seorang incumbent sangat menakutkan dan sulit ditumbangkan, karena miliki kelebihan baik dari pengalaman konsolidasi dan komunikasi politik dan juga sudah punya modal sosial. Oleh karena itu dirinya memilih bertarung pada tingkatan yang lebih tinggi (provinsi).
Disinggung terkait persiapannya, apalagi ada 2 incumbent anggota DPRD Bali Dapil Bangli yakni I Wayan Gunawan (Golkar) dan I Nyoman Budiutama (PDIP) akan kembali bertarung, dengan lantang Gede Tindih mengatakan, berkaca dari pengalaman politik antara dirinya dengan mereka sama. Bahkan, bisa melebihi, kecuali dengan sosok Wayan Gunawan. Pemilih rasional akan memilih kualitas dari incumbent, jika kualitas incumbent dianggap kurang maka pemilih rasional akan berpaling dan memilih calon yang dianggap lebih mumpuni.
”Pemilih rasional akan memilih calon berkualitas. Walaupun disogok atau diberi hadiah (uang), biasanya hadiahnya saja diterima, tapi calonnya tidak dipilih,” ungkapnya.
Selain mengandalkan pemilih rasional, pihaknya mengandalkan dukungan pihak keluarga dan masyarakat pendukungnya di Songan dengan jumlah pemilih sekitar 14 ribu lebih.
“Ini yang meyakinkan saya Desa Songan harus punya wakil di Provinsi,” ujarnya. (750)