PEKANBARU | patrolipost.com – Prajurit TNI, Serma Rama Wahyudi, gugur saat melaksanakan tugas misi perdamaian di Kongo. Anggota Denpal Kodam I Bukit Barisan ini sempat video call terakhir dengan anaknya sebelum insiden di Kongo terjadi.
Hal tersebut diungkap oleh mertua Rama, Adnan, di rumah duka, Kampar, Provinsi Riau, Rabu (24/6/2020). Adnan mengatakan, Rama sempat berkomunikasi lewat video call dengan anaknya, Senin (22/6/2020) malam.
“‘Ayah lagi ngapain? Ayah cepat pulang ya, kami rindu ayah, cepat pulang ya yah’,” ujar Adnan menceritakan isi komunikasi terakhir Rama dengan anak-anaknya.
“Malam itu, cucu saya lagi video call dengan ayahnya. Itulah komunikasi terakhir,” sambungnya.
Menurut Adnan, saat itu Rama sedang berada di dalam mobil untuk menuju lokasi tugasnya. Adnan menyebut pihak keluarga mendapat kabar soal Rama gugur pada Selasa (23/6/2020) pagi.
“Pukul 23.00 WIB komunikasi, Pukul 05 Wib, subuh dapat kabar meninggal dunia. Artinya, hanya setelah komunikasi 6 jam dengan anak istrinya, menantu saya gugur,” kata Adnan.
Dia juga menceritakan soal anak-anak Rama yang tak bisa tidur sebelum kabar duka datang. Padahal, katanya, anak-anak Rama tak pernah tidur larut malam.
“Tak pernah-pernahnya ketiga cucu saya itu tidur hingga larut malam. Tapi malam itu, usia komunikasi dengan ayahnya (Serma Rama Wahyudi-red), hingga pukul 01 WIB, subuh mereka belum tidur,” tuturnya.
Adnan mengaku telah merelakan menantunya gugur di medan tugas. Dia mengatakan hal tersebut merupakan takdir dari Allah.
“Sudah janjinya dengan Allah dan sudah sumpahnya sebagai prajurit,” ucap Adnan.
Isak Tangis Istri
Air mata Anita tak kunjung berhenti mengalir. Kesedihan pasca ditinggalkan suami tercinta, Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi, prajurit TNI Detasemen Peralatan (Denpal) 14 Pekanbaru Komando Distrik Militer I Bukit Barisan, tak bisa dibendung.
Serma Rama gugur saat bertugas dalam perdamaian dunia di misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo, Disebutkan, patroli mereka diserang oleh milisi di bagian timur Republik Demokratik Kongo, pada Senin (22/6/2020) malam.
Berkali-kali Anita mengusapkan tisu untuk menghapus air matanya. Di sebelah perempuan berusia 36 tahun itu, duduk mertua Serma Rama yang juga tak bisa menahan kesedihan sambil terus memegang bingkai foto Serma Rama dan istrinya.
Sejumlah anggota TNI AD datang ke rumah Anita di Jalan Garuda Sakti Kilometer 6 Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar sebagai bentuk turut berduka cita.
Serma Rama bertugas di Kongo sejak enam bulan lalu. “Saat mau berangkat minta izin. Dek, mas minta izin (ke Kongo) dek,” cerita Anita.
Arfan Nur Fahri, adik Anita menyebutkan, abang iparnya berkomunikasi melalui video call untuk melepas rindu dengan istri dan ketiga anaknya. “Mereka melakukan video call, kemudian almarhum mengatakan nanti akan menghubungi kembali karena harus mengambil air karena saat ini krisis air di Kongo,” kata Arfan.
Arfan mengatakan Serma Rama merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Menjadi prajurit TNI adalah cita-cita besarnya yang berhasil ia wujudkan. Ke Kongo merupakan tugas pertamanya di luar negeri
Selain menghubungi istrinya, Arfan juga mengatakan Serma Rama sempat menghubungi dirinya. “Dia mengatakan bulan Agustus mendatang dapat cuti sebulan dan akan pulang tapi Allah berkehendak lain,” tutur Arfan.
Serma Rama akan kembali ke Riau untuk dimakamkan tapi dia tidak akan bicara lagi. Meski meninggalkan kesedihan tapi Arfan mengaku keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Serma Rama.
Pihak keluarga masih menunggu kedatangan jenazah Serma Rama. “Paling cepat dua atau lima hari mendatang. Paling lama katanya dua Minggu,” kata Arfan.
Insiden di Kongo: 1 Prajurit TNI Gugur, 1 Terluka
Sebelumnya, Kemlu RI menyatakan dua orang prajurit TNI menjadi korban dalam penyerangan patroli misi perdamaian PBB di Kongo. Satu orang prajurit TNI dinyatakan gugur dan satu lainnya terluka.
“Berdasarkan laporan yang diterima dari MONUSCO, sejauh ini terdapat dua korban personel Indonesia dari pertempuran bersenjata di wilayah Kongo tersebut. Serma Rama Wahyudi, dinyatakan meninggal dunia, sementara korban lainnya. Prt M Syafii Makbul, masih dalam perawatan intensif,” demikian bunyi pernyataan dari Kemlu yang dilihat di laman resmi Kemlu, Rabu (24/6/2020).
Dilansir AFP, patroli misi perdamaian PBB itu diserang pada Selasa (23/6/2020) waktu setempat sekitar 20 kilometer dari Kota Beni di Provinsi Kivu Utara. Petugas komunikasi penjaga perdamaian MONUSCO, Sy Koumbo mengatakan satu orang TNI gugur dalam peristiwa itu.
“Helm Biru gugur dan yang lain terluka tetapi tidak serius. Dia dalam kondisi stabil,” kata Sy Koumbo.(305/ckc)