BANGLI | patrolipost.com – Pengumuman Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPSB) tahun pelajaran (2025-2026) untuk SMA/SMK di Bali telah dilaksanakan Sabtu (12/7/2025). Hasilnya banyak siswa di Kabuaten Bangli yang belum mendapat sekolah. Hal ini membuat siswa dan juga orangtua siswa kebingungan. Menyikapi realita yang terjadi anggota DPRD Bangli Wayan Artom Krisna Putra angkat bicara.
Salah satu orangtua siswa, Agung Mayun kepada media mengatakan jika anaknya sampai saat ini belum mendapat sekolah. Padahal dalam pendaftaran telah memilih tiga sekolah sebagai pilihan.
”Semua ketentuan telah diikuti termasuk memilih maksimal 3 sekolah sebagai pilihan,” ujar Agung Mayun, Minggu (13/7/2025).
Lanjutnya begitu melihat hasil pengumunan ternyata anaknya tidak diterima di tiga sekolah yang dipilih. Tentu sebagai orangtua merasa binggung akan kelanjutan pendidikan anaknya.
“Sebagai orangtua tentu merasa binggung karena belum ada kejelasan terkait di sekolah mana nantinya anak saya melanjutkan pendidikan,” ujarnya.
Pihaknya berharap pihak yang menaungi masalah SPSB di Bali segera mencarikan jalan keluar, agar ada kepastian bagi siswa yang belum mendapat sekolah.
“Harapan kami agar segera dicarikan solusinya, makin lama tidak ada kejelasan tentu akan berimbas pada phisikologis anak,” kata Agung Mayun.
Terpisah anggota DPRD Bangli Wayan Arton Krisna Putra saat dikonfirmasi tidak menampik jika dari hasil pengumuman SPSB masih banyak siswa di Bangli khususnya tingkat SMA/SMK belum mendapat sekolah.
”Saya juga mendapat informasi seperti itu, siswa tidak terakomodir di salah satu sekolah dari tiga sekolah pilihan,” ujar politisi PDI-P ini.
Kata Artom Krisnwa, menyikapi masalah ini pihaknya mendapat informasi bagi siswa yang belum mendapt sekolah / tidak mendaftar agar segera mencari informasi dimana sekolah yang masih memiliki daya tampung dan dapat bertanya ke Posko SPMB Disdik.
“Siswa yang belum diterima diminta agar pro aktif bertanya,” kata politisi asal Desa Songan, Kintamani ini.
Lanjut Jro Artom justru yang menjadi pertanyaan jika nantinya siswa yang belum mendapat sekolah tidak menutup kemungkinan akan mendapat sekolah yang jauh dari asal siswa. Semisal siswa dari Bangli bisa saja ditampung di sekolah yang ada di Kintamani.
“Kami berharap sistem SPSB dievaluasi agar ke depannya tidak ada lagi siswa yang tidak mendapat sekolah atau begitu pengumuman semua siswa bisa telah diterima di sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku,” jelas Artom Krisna Putra. (750)