BANGLI | patrolipost.com – Anggota Komisi III DPRD Bangli turun melakukan sidak proyek lanjutan pembangunan Sasana Budaya Giri Kusuma pada Kamis (3/10/2024). Sidak dipimpin Ketua Komisi III DPRD Bangli I Wayan Merta Suteja bersama beberapa anggota.
Dalam sidak ditemukan senderan sebelah Selatan ambrol sepanjang hampir 10 meter dari total panjang senderan 75 meter. Selain itu ditemukan juga pondasi areal taman yang retak dan alami penurunan.
Ditemui usai sidak, Ketua Komisi III DPRD Bangli I Wayan Merta Suteja mengatakan sidak dilakukan setelah pihaknya menerima laporan senderan di sasana budaya yang baru dikerjakan ambrol.
“Memang senderan sebelah Selatan ambrol dan di beberapa titik ditemukan retakan,” ujar politisi PDI-P ini.
Lanjut Merta Suteja untuk mencari benang merahnya maka pihaknya akan mengundang instansi terkait, dalah hal ini Dinas PU untuk melakukan rapat kerja dengan tujuan mencari solusi terbaik untuk penyelesaiannya.
”Secara kasat mata kami melihat proyek itu seperti asal-asalan, maka kami minta agar senderan di sebelah Selatan dibongkar total,” tegas Politisi asal Desa Kayubihi ini.
Berkaca dari realita yang terjadi pihaknya meminta ke depannya dalam membuat perencanaan suatu kegiatan harus berdasarkan kajian yang matang. Begitu juga bagi pihak penyedia agar tidak asal tawar karena berimplikasi pada hasil pekerjaan.
”Secara umum kita diharuskan melakukan fungsi kontroling, dalam rapat kerja nanti kita akan meminta data kegiatan fisik yang telah dilaksanakan di tahun anggaran 2024,” ujarnya.
Sementara anggota komisi III I Made Sudiasa mengatakan melihat kondisi senderan yang baru dibangun jebol muncul pertanyaan besar apakah itu karena kesalahan di perencanaan atau di pelaksanaan. Pihaknya terlebih dahulu akan melihat dari sisi perencanaan dan baru dari sisi pelaksanaan.
Dia menilai pengambilan pengerjaan proyek ini terkesan asal-asalan. Tidak lanjut dari hasil sidak yakni pihaknya sepakat agar bangunan senderan dibongkar total.
”Kami tidak mau ambil risiko ke depannya apalagi pembangunan menggunakan dana pemerintah atau masyarakat yang patut dipertanggung jawabkan,” sebut anggota Dewan dari Partai Demokrat ini. Untuk membedah temuan itu pihaknya juga akan segera melakukan rapat kerja dengan menggundang dinas PU Bangli.
Hal senada juga diutarakan anggota komisi III Bangli, IB Made Santosa dimana senderan jebol tentu tidak bisa dibilang semata-mata karena faktor alam yakni hujan lebat. Pasalnya, kegiatan ini sudah direncanakan sejak awal secara teknis. Soal seperti ini sepatutnya sudah diantisipasi sejak awal. Karena faktanya jebol maka pihaknya minta agar segera ditindaklanjuti.
”Tentu ini akan kita tindak lanjuti dengan rapat kerja dengan dinas terkait. Kami tentu ingin jawaban pasti apakah ini kesalahan kontraktor atau di perencanaan. Yang jelas ini masalah karena belum serah terima sudah jebol,” kata politisi dari Golkar ini.
Untuk menghindari kesan diskriminatif pihaknya berharap semua proyek atau kegiatan fisik harus disidak. “Ada laporan atau tidak kita harus turun lakukan sidak,” kata IB Santosa.
Di sisi lain Direktur PT Sida Dadi Prekanti, Ida Bagus Gede Putra mengatakan item pekerjaan meliputi membuat senderan di sebelah Selatan dan Timur, finising stage serta membuat rumah puri kayon.
Terkait sanderan yang jebol sepanjang 10 meter dengan ketinggian hampir 3 meter. Penyebab jebol karena senderan dekat pohon sehingga senderan tidak berdiri di atas tanah asli.
”Untuk batas waktu kegiatan hingga akhir bulan November, untuk progres ada di angka 46 persen,” sebutnya.
Kegiatan lanjutan penataan Sasana Budaya dimenangkan oleh PT Sida Dadi Prekanti dengan nilai kontrak Rp 4,2 miliar lebih dengan waktu pengerjaan selama 150 hari kalender. (750)