DENPASAR | patrolipost.com – Sanggar Mahasaba, Universitas Udayana (Unud) menampilkan sesolahan berjudul Nang Kepod dalam Bulan Bahasa Bali 2020 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center Denpasar, Minggu (23/2/2020). Pementasan Nang Kepod merupakan pentas pertama kali dari Sanggar Mahasaba.
Sutradara I Dewa Ketut Jayendra mengatakan, sesolahan Nang Kepod mengisahkan seseorang yang bersifat kikir. Dari sifatnya yang kikir itu, banyak orang yang tidak menyukainya. Tidak hanya itu, anaknya pun ikut tidak menyukai Nang Kepod. Nang Kepod mempunyai satu orang anak laki-laki bernama I Gede Karma.
“Hubungan Nang Kepod dan I Gede Karma tidak harmonis. Karma tidak pernah berada di rumah karena hobinya menyabung ayam, main perempuan serta judi,” kata I Dewa Ketut Jayendra di gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center Denpasar, Minggu (23/2/2020).
Diceritakan Gede Karma jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Luh Perawan. Tanpa diketahui gede Karma, ternyata Nang Kepod juga jatuh cinta dengan Luh Perawan.
Akhir kisah, karena Gede Karma tidak pernah diberi uang oleh Nang Kepod, maka ia mencuri uang Nang Kepod. Namun sang sutradara sengaja tak menyelesaikan ceritanya sehingga menggantung (bersambung).
I Dewa Ketut Jayendra menjelaskan, pementasan ini merupakan penampilan pertama Sanggar Mahasaba, namun hasilnya lumayan bagus dengan cerita yang sangat sederhana.
“Sanggar Mahasaba ini dari Fakultas Ilmu Budaya. Ini pertama kalinya para pemain naik panggung. Ini merupakan sesuatu yang luar biasa karena mereka bisa tampil prima,” jelasnya.
Sesolahan yang dikemas dengan komedi ini digarap selama setengah bulan lamanya dengan pemain sebanyak 10 orang. Kesulitan dalam garapan sesolahan ini utamanya karena mahasiswa yang belum terbiasa bermain peran.
“Karena anak-anak ini baru mengenal teater, kemudian jenis naskah termasuk naskah lumayan berat dan penggunaan bahasa yang belum terbiasa, maka kita melakukan pendekatan secara pelan-pelan,” ungkapnya.
Adapun pesan yang terkandung dalam sesolahan ini adalah sebuah karma dari sifat maupun perilaku seseorang. “Plot ini bisa menjadi sesuatu bagi penonton. Sehingga menarik bagi penonton adalah ketika seorang bersifat kikir yang sangat pelit menemukan karmanya,” tambahnya.
Sementara itu, pimpinan produksi I Gede Agus Adi Sukra Winata menerangkan, Sanggar Mahasaba didirikan secara resmi pada bulan Januari dalam rangka menyambut Bulan Bahasa Bali 2020. Sanggar ini tampil mewakili Fakultas Ilmu Budaya dan Universitas Udayana di pentas Bulan Bahasa 2020. (cr02)