RUTENG | patrolipost.com – Wujudkan kecintaan pada produk lokal, para pejabat publik dan PNS di Manggarai diwajibkan mengenakan seragam baru, busana adat, seminggu sekali. Launching pemakaian seragam busana adat, untuk tingkat Sekretariat Setda Manggarai dipimpin Asisten Mensy Do di halaman Kantor Bupati Manggarai, Ruteng, Selasa (10/5/2022).
Dalam acara ini, para pejabat dan PNS memakai destar atau topi Manggarai, kemeja putih dan sarung songke untuk pria dan perempuan, hiasan kepala/retu, kebaya, dan sarung songke.
Asisten Mensy Do menjelaskan, pemakaian busana adat saat berkantor di Manggarai dilakukan sesuai dengan surat edaran No.065/52/IV/2022, tertanggal 25 April 2022. Pelaksanaan ril diawali dengan launching hari itu.
“Selanjutnya, setiap hari Selasa dalam sepekan, para pejabat dari tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan, dan desa wajib mengenakan busana adat lengkap, saat bekerja. Di tingkat Sekretariat Daerah, hal itu dimulai dengan acara seremoni ini,” ungkapnya.
Busana adat itu, merupakan seragam baru untuk pejabat dan PNS di Manggarai. Pengenaaan busana adat serentak di seluruh wilayah kabupaten Manggarai.
Menurutnya, keputusan mengenakan seragam baru ini merupakan upaya serius pemerintah dalam mencintai produk lokal dan mencintai budaya warisan leluhur. Busana adat ini merupakan upaya nyata untuk mendukung para pengrajin di pelosok kampung di Manggarai.
Kebijakan pengenaan busana adat seperti ini, demikian Asisten Mensy Do, tidak baru juga di Provinsi NTT. Di tingkat provinsi, penerapannya sudah dilakukan pada beberapa tahun lalu. Demikian juga pada sejumlah kabupaten lain di Provinsi NTT.
Sebetulnya secara terbatas, lanjut Asisten Mensy, hal seperti ini telah diterapkan pada Dinas Pariwisata dan Budaya Manggarai tahun 2017-2019 ketika dirinya memimpin dinas itu. Waktu itu, semua pegawai Dinas Pariwisata wajib mengenakan busana adat pada hari Kamis dalam sepekan.
Pengenaan seragam busana adat juga merupakan upaya nyata untuk mempromosikan budaya, seiring dengan giatnya pembangunan wisata saat ini. Hal yang dilakukan ini juga sejalan dengan tahun Pariwisata holistik yang diprogramkan Keuskupan Ruteng.
Mencintai produk lokal memang menjadi topik utama pembicaraan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dalam kunjungannya ke Manggarai, belum lama ini. Produk lokal harus menjadi pilihan utama daripada produk dari tempat lain, apalagi dari luar negeri. (pp04)