BANGLI | patrolipost.com – Dinas Pertanian Ketahanan Pangan (PKP) Bangli tidak lagi melakukan program penangkaran anjing Kintamani. Program penangkaran anjing Kintamani sejatinya bertujuan untuk mendapatkan bibit anjing Kintamani yang berkualitas atau memenuhi standar.
Kepala Sub Kordinator Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, I Made Armana saat dikonfirmasi membenarkan jika dinas kini tidak lagi melakukan penangkaran anjing Kintamani.
Menurutnya tidak berlanjutnya program penangkaran anjing ini karena beberapa hal, diantaranya tidak adanya anggaran untuk pemeliharaan. Berkaca dari tahun sebelumnya anggaran setiap tahun kisaran Rp 20 juta sampai Rp 25 juta.
“Bersaran anggran tergantung jumlah populasi anjing yang dipelihara. Anggaran tersebut untuk biaya pakan anjing saja,” jelasnya, Kamis (2/3/2023).
Selain tidak adanya alokasi anggaran untuk penangkaran, Dinas juga terkendala lahan untuk kandang. Seperti diketahui kantor Dinas PKP yang tadinya berlokasi di Jalan Merdeka Kelurahan Kawan kini sudah pindah di Jalan Nusantara, Kelurahan Kubu. Di kantor yang baru tidak ada lahan untuk kandang anjing.
“Kantor lama rencananya akan dibongkar karena pemerintah akan membuat sport center,” ujarnya. Diakui kalau kandang anjing yang ada di kantor lama sedang dibangun karena akan ada pembongkaran sehingga dipastikan kandang tersebut juga akan dibongkar.
Sebelumnya dalam penangkaran dipelihara 10 ekor anjing. Kini anjing tersebut telah dihibahkan ke warga. Dalam proses hibah akan dibuat perjanjian dengan penerima hibah, sehingga kemurnian ras anjing tetap terjaga.
Menurut Made Armana, program penangkaran anjing Kintamani oleh Dinas PKP sudah berlangsung sejak belasan tahun. Tujuannya untuk merangsang minat masyarakat memelihara anjing Kintamani. Seiring waktu, kini sudah mulai berkembang penangkaran mandiri.
“Di Desa Sukawana sudah ada 2 kelompok yang melakukan penangkaran anjing Kintamani yang merupakan ikon Bangli,” sebutnya.
Disinggung peran pemerintah dalam pelestarian anjing Kintamani, Made Armana mengatakan bahwa dinas tetap melakukan pembinaan kelompok yang mengembangkan anjing Kintamani. Selain itu melakukan upaya pencegahan penyebaran rabies melalui kegiatan vaksinasi.
“Saat ini sudah ada beberapa penangkaran mandiri. Mereka memiliki kandang modern,” ujar Made Armana. (750)