LABUAN BAJO | patrolipost.com – Calon Bupati Manggarai Barat nomor urut 4, Adrianus Garu meminta Calon Bupati dari paket nomor urut 1, Ferdinandus Pantas untuk mencontoh pemberian sistem tunjangan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan perangkat desa di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Hal ini disampaikan Adrianus Garu dalam debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Manggarai Barat, Selasa (1/12/2020).
Dalam debat itu Ferdinandus Pantas melontarkan pernyataan bahwa program pemberian tunjangan kinerja sebanyak 5 kali lipat bagi ASN, guru, paramedis serta staff desa dari paket AG impossible atau mustahil dilakukan. Sebab, menurut Ferdinandus Pantas, terkait penggajian telah diatur dalam regulasi dan terkait kenaikan tunjangan penghasilan, kepala daerah tidak diberikan kebebasan untuk melakukan hal tersebut.
“Tapi itu sepertinya impossible (mustahil). Soal penggajian semua sudah diatur dalam regulasi. Dan negara ini sudah ada pembagian tugasnya. Pusat penggajian tugasnya mengatur norma, standar dan kriteria, salah satunya tentang gaji. Tidak diberi kebebasan kepada Bupati di daerah untuk menaikkan tunjangan,” ujar Ferdinandus.
Ferdinandus juga menjelaskan, kenaikan tunjangan bagi ASN di suatu daerah haruslah melalui sebuah Undang – Undang khusus seperti yang terjadi di Irian Jaya.
“Kita kan taat asas sebagai Bupati. Serva ordinem et ordo servabit te (layanilah aturan maka aturan akan melayani engkau). Jadi tidak bisa kita mengestimasi begitu dan melaksanakan tunjangan sebegitu besar. Kecuali kalau kita memperjuangkan Undang-undangnya bahwa daerah ini termasuk daerah yang dikategorikan mendapatkan tunjangan penghasilan yang dua kali lipat seperti halnya Irian Jaya,” jelas pria yang akrab disiapa Ferdi ini.
Menanggapi pernyataan ini, Adrianus Garu meminta Ferdinandus untuk mencontohi regulasi yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana di Bali. Pria yang akrab disiapa Andre ini menegaskan bahwa kerangka berpikir birokrasi Manggarai Barat ke depannya haruslah diluar kebiasaan atau out of the box.
“Ya jangan ragu lah, kalau mau belajar, belajar ke Jembrana saja. Itu yang dekat. Gaji pegawai baru saja luar biasa, kepala dinasnya, kalau kita berbicara DKI terlalu jauh, gaji lurahnya saja Rp 50 juta, Kepala Dinasnya Rp 60 juta. Itulah yang harus Kita lakukan berpikir out of the box, diluar kebiasaan. Untuk memotivasi orang menjadi birokrasi entrepreneur, bukan birokrasi kebiasaan. Pergi kantor hanya karena kewajiban,” tutur Adrianus Garu.
Andre Garu menjelaskan, jika dirinya bersama Anggalinus Gapul terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat pada Pilkada 09 Desember mendatang, ia akan memfokuskan pemerintahan yang baik dan bersih dengan meningkatkan etos kerja bagi ASN. Kenaikan tunjangan kinerja pun dibutuhkan sebagai salah satu upaya memotivasi para ASN, guru, paramedis dan staff desa.
“Tentu dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih kami berpikir soal etos kerja harus diperbaiki. Saya lihat selama ini, selama 20 tahun belajar birokrasi, orientasinya cuma SPPD. Itu kebiasaan. Datang kerja hanya orientasi SPPD. Sehingga ke depan tidak ada lagi kalau saya jadi Bupati Manggarai Barat ini. Kalau kunjungan kerja saja, dinas pertanian hanya kepala dinas pertanian yang pergi supaya pelayanan tidak terganggu.”
“Bayangkan kalau seluruh kepala dinas pergi. Berapa duit itu. Kalau 3 yang pergi, 17 SPPD yang dititip. Ini kebiasaan. Sehingga ini yang saya angkat bahwa ini tunjangan kinerja bukan gaji. Kinerja ini dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik. Merit system, reward dan punishment. Kalau orang yang kerjanya buruk tidak mungkin kita beri dan ini sesuai dengan PP 11/2017 (saat ini PP 17/2020), tidak ada yang salah,” jelas Andre.
Terkait sumber anggaran dana yang akan digunakan dalam menaikan tunjangan kinerja, Andre optimis, dengan ditetapkannya Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritasakan berdampak bagi taraf ekonomi masyarakat. Selain itu dengan masifnya investasi yang dilakukan di Labuan Bajo, mampu memberikan tambahan pemasukan bagi Kabupaten Manggarai Barat.
“Terkait sumber uang, sumber uang kita akan banyak ke depan ini, seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Rakyat jangan khawatir. Ini hal yang luar biasa. Perlu dipelajari, bangun sekolah di Mabar ini, banyak yang tidak ada muridnya. Bangun air bersih tidak ada air, bangun pasar desa dan terminal tidak ada fungsi. Berarti ini bukan kebutuhan masyarakat. Uang kita pasti banyak ke depan karena mentalnya bukan mental proyek, mental kebutuhan masyarakat yang dibutuhkan di atas kepentingan lainnya,” jelas Andre.
Dalam Pilkada 9 Desember mendatang, Andre pun optimis akan dipilih oleh masyarakat Manggarai Barat dan akan mampu membawa perubahan bagi semua golongan masyarakat.
“Saya datang ke Manggarai Barat untuk menjadi Bupati tentu untuk membawa perubahan. Baik di birokrasi, di pengusaha dan di masyarakat, supaya menghindari kelompoknisasi, kelompok birokrasi, kelompok pengusaha, kelompok rakyat, sehingga paket AG hadir untuk semua,” tukasnya. (334)