BANGLI | patrolipost.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli sampai saat ini masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi untuk pengoperasian kendaraan pengangkutan sampah. Selain karena aturan yang masih memperbolehkan penggunakan solar juga karena keterbatasan anggaran.
Kepala DLH Bangli, Putu Ganda Wijaya didampingi Kabid Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas, Ida Ayu Made Muniasih mengatakan mengacu pada Perpres Nomor 191 Tahun 2014 ada beberapa kendaraan yang diperbolehkan menggunakan solar bersubsidi, salah satunya mobil pengangkut sampah.
“Jenis kendaraan untuk pelayanan umum seperti lain mobil ambulans, mobil jenazah, mobil pengangkut sampah, dan mobil pemadam kebakaran masih bisa menggunakan BBM bersubsidi,” ungkapnya,Minggu (5/2/2023).
Kata Ganda Wijaya penggunaan BBM bersubsidi karena aturan yang perbolehkan dan disamping itu mempertimbangkan anggaran yang terbatas.
“Kalau tidak ada aturan yang memperbolehkan tentu kami tidak berani gunakan BBM bersubsidi,” sebutnya.
Menurutnya jika gunakan BBM jenis dexlite maka biaya operasional bisa sampai tiga kali lipat. “Bukan hanya di Bangli saja masih gunakan BBM bersubsidi untuk pengangkutan sampah, tapi di beberapa daerah juga gunakan BBM bersubsidi,” jelasnya.
Disinggung terkait pembelian solar dengan QR code, dikatakan bahwa pembelian solar tidak ada kendala. Selain itu ketersediaan solar saat ini memadai. “Penerapan QR Code baru beberapa hari. Pembelian tanpa QR Code dibatasi hanya 20 liter. Kini pembelian solar sudah bisa sesuai dengan kebutuhan,” ujarnya.
Kata Putu Ganda untuk penanganan sampah DLH mengoperasikan 14 unit truk. Rata-rata BBM yang dibutuhkan per hari kisaran 17 – 20 liter per truk. Jika ada permintaan pengangkutan dari masyarakat di luar rute layanan, maka BBM yang diperlukan bertambah.
“Pada APBD induk 2023 untuk anggaran BBM kendaraan pengangkut sampah sebesar Rp 700 juta,” sebutnya. (750)