KENDARI | patrolipost.com – Empat nelayan warga Suku Bajo, menjadi korban penembakan oleh anggota polisi saat berada di tengah laut. Akibatnya, dua orang tewas dan dua lagi terluka parah. Warga Suku Bajo, Rabu (13/12/2023) menggeruduk DPRD Sulawesi Tenggara, menuntut pengusutan kasus penembakan tersebut.
Sayangnya, aksi unjuk rasa warga Suku Bajo yang menuntut pengusutan kasis penembakan itu, tidak mendapatkan respons dari para anggota DPRD Sulawesi Tenggara. Tidak ada satupun anggota lembaga wakil rakyat, yang ke luar menemui warga Suku Bajo. Kondisi ini membuat warga Suku Bajo yang menggelar demonstrasi marah, sehingga mereka membanting kursi dan meja yang ada di ruang tamu DPRD Sulawesi Tenggara.
Koordinator aksi warga Suku Bajo, Jayarumi mangatakan, kedatangan puluhan warga Suku Bajo ke DPRD Sulawesi Tenggara, untuk meminta kepastian hukum atas penembakan yang dilakukan anggota Polairud Polda Sultra, terhadap empat nelayan dari Desa Cempedak, Kabupaten Konawe Selatan.
“Akibat penembakan itu, ada dua nelayan tewas, dan dua lagi terluka. Kami mendesak DPRD Sulawesi Tenggara, untuk turut mengambil langkah-langkah dalam mengungkap kasus penembakan ini, dan memastikan proses hukum berjalan dengan baik,” ujar Jayamuri.
Dia juga menutut Kapolda Sulawesi Tenggara untuk bertanggung jawab atas penembakan empat nelayan tersebut. Warga akan terus menggelar aksi demonstrasi, untuk menuntut penuntasan kasus penembakan nelayan. (305/snc)