SINGARAJA | patrolipost.com – Ribuan pekerja di sektor kesehatan terutama tenaga kesahatan (Nakes) untuk penanganan Covid-19 bisa bernafas lega. Pasalnya, dana intensif mereka sudah dapat dinikmati setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng mencairkan anggaran sebesar Rp 4,9 miliar dari total Rp 9 miliar untuk anggaran untuk Covid-19.
Kendati baru hanya 50 persen dari total jumlah Nakes yang berhak menerima insentif, namun itu sudah cukup melegakan dan sisanya tengah menunggu proses pencairan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng dr Sucipto mengatakan, pihaknya telah mencairkan dana insentif untuk Nakes yang tercover dalam penanganan Covid-19. Dana tersebut telah cair secara bertahap menyesuaikan dengan validasi data dari masing-masing fasilitas kesehatan, baik RSUD maupun Puskesmas. Menurutnya, jumlah dana insentif yang sudah cair baru sebesar Rp 4,9 miliar dari total untuk keseluruhan nakes. Jika dikalkulasi dana yang sudah cair sudah mencapai 55,15 persen.
”Anggaran insentif untuk tenaga kesehatan sudah cair, nilai totalnya sebesar Rp 4,9 miliar untuk sebanyak 55,15 persen dari total nakes di Buleleng,” jelas dr Sucipto, Minggu (25/7/2021).
Sisanya, kata dr Sucipto, akan segera dicairkan sembari menunggu data dari pihak pengusul di rumah sakit maupun Puskesmas. Data jumlah keseluruhan Nakes yang memperoleh dana insentif sebanyak 1.017 orang. Jumlah itu bisa fluktuatif mengingat satu Nakes namanya bisa muncul atau dihitung sampai 6 kali jika Nakes tersebut aktif menangani pasien Covid-19.
“Jumlahnya sebanyak 1.017 orang, namun angka itu bisa berubah karena satu nama bisa muncul 6 kali sesuai ke aktifan mereka tangani pasien Covid-19. Untuk sisanya kita tunggu datanya, begitu datanya valid kita segara cairkan sisanya,” tandas dr Sucipto.
Sementara itu, terkait anggaran untuk penanganan Covid-19 di Buleleng, menurut data yang dihimpun menyebutkan, anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 11 miliar. Dana sebasar itu dialokasikan Rp 700 juta bantuan operasional kesehatan (BOK) kabupaten. Sementara anggaran untuk BOK Puskesmas Rp 1,3 miliar dan insentif Nakes tercatat Rp 9 miliar bersumber dari DAU. Ada juga dana sebesar Rp 1,8 miliar khusus untuk dana insentif vaksinator.
Sebelumnya, ribuan nakes bekerja tanpa upah (insentif) di tengah tingginya risiko infeksi dan tertular Covid-19. Hingga bulan Juli 2021, para nakes belum mendapatakan insentif yang menjadi hak mereka. Padahal mereka berjibaku bekerja di tengah pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya bisa diatasi bahkan ada indikator peningkatan warga terpapar saat Peraturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diberlakukan. Ironisnya, kendala bukan pada ketiadaan anggaran, namun akibat ketidakmampuan SDM dalam menyesuaikan input data tenaga nakes ke dalam system. (625)