BORONG | patrolipost.com – Memasuki akhir tahun, petani di Manggarai Timur khususnya di daerah pegunungan mulai menanam padi. Pengolahan lahan juga sudah memakai teknologi, misalkan memakai traktor. Namun demikian, masih ada yang memakai kerbau untuk membajak sawah.
Herman Jata, salah satu petani di Lambaleda Selatan, Manggarai Timur kepada patrolipost.com, Senin (11/12/2023) menjelaskan perihal tradisi membajak sawah dengan tenaga kerbau.
“Membajak sawah dengan memakai kerbau merupakan tradisi turun-temurun yang tetap lestari hingga kini. Meski sudah ada traktor, membajak sawah dengan tenaga kerbau tetap menjadi salah satu pilihan,” ungkap Herman.
Herman juga menjelaskan, ada banyak keuntungan yang didapatkan saat memakai kerbau untuk membajak sawah.
“Dari sisi ekonomi, tarif sepasang kerbau sehari jauh lebih murah dibandingkan tarif menyewa traktor. Jadi, ada penghematan pengeluaran saat musim tanam tiba,” jelasnya.
Lanjut Herman, keuntungan lain membajak sawah dengan kerbau adalah memelihara kesuburan tanah. Kotoran kerbau menjadikan tanah lebih subur.
Kotoran kerbau termasuk pupuk organik yang tidak akan merusak tanah. Unsur hara di dalam tanah akan tetap stabil kerena kandungan yang subur dari kotoran kerbau,” imbuhnya.
Petani lainnya, Bernadus Palur pada kesempatan yang sama memaparkan, dia dalam mengolah sawah lebih memilih memakai kerbau dibandingkan traktor.
“Petak sawah saya berukuran kecil, hanya cocok memakai kerbau. Banyak sudut petak sawah yang tidak bisa dijangkau oleh traktor,” ujarnya.
Selain itu, kata Bernadus, tumpahan bahan bakar (tractor) di lahan sawah bisa merusak kesuburan tanah.
“Bensin, solar maupun oli mengandung bahan kimia yang bisa merusak kesuburan tanah. Oleh karena itu, jaga kesuburan tanah dengan membajak sawah menggunakan kerbau,” tutupnya. (pp04)