BANGLI | patrolipost.com – Sejak sepekan terakhir para pemilik usaha penggilingan padi di Bangli kesulitan mendapatkan bahan bakar jenis solar. Padahal pemilik penggilingan padi telah mengantongi surat izin pembelian solar dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bangli.
Menurut Dewa Bayu, salah seorang pemilik usaha penggilingan padi, sudah sejak sepekan kesulitan untuk dapatkan bahan bakar jenis solar. Untuk dapatkan solar pihaknya telah kantongi surat rekomendasi. Dalam sehari dia mengaku bisa habiskan solar sekitar 50-60 liter. Harga bahan bakar solar Rp 6.500 per liter.
”Pemilik usaha penggilingan padi yang telah kantongi rekomendasi dapat jatah pembelian solar 400 liter per bulan,” ungkap Dewa Bayu, Senin (26/9/2022).
Lanjut Dewa Bayu, walaupun dapat jatah 400 liter bukan berarti langsung dapat membeli solar sesuai kuota, namun lewat dua kali pengambilan. “Kelangkaan solar disebabkan karena SPBU belum dapatkan kiriman solar dari pihak Pertamina sejak beberapa hari terakhir,” ungkapnya.
Lantas menyikapi kelangkaan solar, kata Dewa Bayu untuk dapat gerakan mesin penggilingan padi terpaksa beralih menggunakan bahan bakar Dexlite yang nota bene dari segi harga lebih mahal yakni Rp 17 ribu per liternya. Sedangkan upah penggilingan padi yakni untuk 10 kilogram beras pihaknya dapat bagian 1 kilo beras.
”Tentu dengan menggunakan dexlite kami merugi, namun demi menjaga kepercayaan pelanggan, kami tetap melayani pelanggan,” ujar pria asal Dusun Tambahan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku ini.
Melihat realita yang dialami, pihaknya berharap dalam rekomendasi pembelian solar jangan menunjuk satu SPBU, begitu juga untuk pembelian sesuai kuota bisa diambil sekaligus. “Dalam rekomendasi sudah ditentukan tempat pembelian solar. Padahal di Bangli ada beberapa SPBU yang layani pembelian solar, nah ketika SPBU ditunjuk tidak ada solar, kami tidak bisa beli ditempat lain. Kondisi ini seperti yang kami alami sekarang, kami berharap pembelian solar bisa dimana saja,” harapnya. (750)