SINGARAJA | patrolipost.com – Sebagai upaya untuk menanggulangi inflasi, Pemerintah Kabupaten Buleleng mengubah lahan di tengah kota seluas 2 hektar yang sebelumnya tidak dimanfaatkan menjadi lahan produktif yang menghasilkan komoditas pangan. Dari lahan yang dimanfaatkan itu telah dipanen cabai, terong ungu dan ikan nila seberat 150Kg.
“Saya kira ini upaya kita bersama untuk mewujudkan ketahanan pangan, menjaga ketersediaan pangan, hingga keterjangkauan harga,” kata Pj Gubernur Bali SM Mahendra Jaya saat Panen cabai dan ikan nila bersama Pemkab Buleleng di lahan perkebunan Pemkab Buleleng, Kelurahan Banyuasri, Buleleng, Selasa, 18 Juni 2024.
Menurutnya, komoditas seperti cabai yang ditanam di lahan tersebut merupakan salah satu komoditas penting yang sangat berpengaruh pada angka inflasi di Indonesia, khususnya di Bali.
“Cabai ini penting sekali, kalau harganya naik tinggi akan berpengaruh pada inflasi. Rupanya jika harganya mahal dan ketersediaan kurang masyarakat gelisah,” ucapnya.
Inflasi di Buleleng menurut Pj Gubernur juga cukup terjaga dengan angka year on year 2, 98 dan month to month berada di angka deflasi 0,33 pada Mei lalu.
“Kalau di kabupaten /kota di Bali inflasi rendah dan terkendali, kita bisa lebih tenang. Secara umum di Bali deflasi 0,10 dan astungkara kita yakin hingga Desember bisa terjaga inflasinya kisaran 2,5 hingga 1, dengan catatan month to month tidak lebih dari 0,22,” jelasnya.
“Sehingga kita bisa memenuhi target pemerintah pusat. Saya yakin dengan upaya dan kerja bersama kita pasti bisa,” imbuhnya.
Arahan Presiden RI Joko Widodo dikatakan Pj Gubernur agar daerah menaruh perhatian lebih pada tingkat inflasi karena diperkirakan akan ada perubahan iklim berupa kemarau panjang.
“Harus antisipasi, air jangan begitu saja terbuang ke laut. Kalau bisa ditampung dan bisa dipergunakan untuk pengairan di sawah kita,” kata Mahendra Jaya.
Sementara itu, Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyampaikan, lahan seluas 2 hektar yang digunakan untuk penanaman bibit cabai, bibit terong ungu hingga kolam ikan nila merupakan aset Pemkab Buleleng yang selama 18 tahun hanya ditumbuhi semak belukar.
“Lokasinya sangat strategis di tengah kota, kita jadikan sebagai lahan pertanian di kota dan ditanami tanaman yang jadi bagian dari upaya kita dalam pengendalian inflasi,” kata Ketut Lihadnyana.
Tanaman yang ada menurut Lihadnyana dikelola sepenuhnya oleh pegawai pemerintahan di lingkup Kabupaten Buleleng dan hasilnya akan disalurkan ke pasar-pasar seputaran Kota Singaraja.
Pada kesempatan itu, Pj Gubernur didampingi sang istri Ida Mahendra Jaya dan Sekda Dewa Indra memetik komoditas berupa cabai dan terong ungu. Selain itu, juga dilaksanakan panen ikan nila. (pp03)