Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Eriko Sotarduga bersama I Gusti Agung Rai Wirajaya (ARW).
DENPASAR | patrolipost.com – Keprihatinan akibat pandemi Covid-19 rupanya membuat Anggota DPR RI yang tergabung di Komisi XI turun langsung untuk melihat kondisi Bali sebagai salah satu Provinsi di Indonesia yang paling terdampak akibat terpuruknya sektor pariwisata Bali yang selama ini dianggap sebagai “back bone” perekonomian Bali.
“Selain melihat kondisi riil di lapangan, jujur kami ingin Bali pulih kembali. Apalagi perekonomian Bali dari data yang disodorkan 92 persen menurun, sedangkan pertumbuhannya minus 12 persen,” sebut Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Eriko Sotarduga usai menghadiri pertemuan dengan para stakeholder di Bali yang juga berkesempatan hadir di acara resepsi pernikahan anak salah seorang Anggota Komisi XI DPR RI asal Bali, I Gusti Ngurah Agung Rai Wirajaya (ARW) di Jero Anyar Taman Prenem, Jalan Suradipa no 12A, Denpasar, Jumat (20/11/2020).
Diungkapkan Eriko, sudah tujuh bulan pihaknya tidak pernah bepergian dengan pesawat, tapi kali ini bersemangat datang ke Bali, tujuannya ingin memberikan sumbangsih kepada Bali dukungan apa yang bisa diberikan Komisi XI agar Bali bisa segera pulih.
“Dari berbagai sektor yang kami support seperti UMKM dan lainnya, yang lebih penting bagaimana harga tiket penerbangan ke Bali bisa lebih terjangkau. Ini salah satu yang disampaikan Gubernur Bali dalam pertemuan kita,” ungkapnya.
Penerbangan sambung Riko, moda transportasi yang paling mungkin digunakan untuk berkunjung ke Bali disamping moda transportasi lainnya, tapi saat ini masyarakat cenderung enggan menggunakan moda transportasi ini dengan berbagai alasan selain tiket yang masih mahal, persyaratan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 juga jadi pertimbangan.
“Masyarakat terkesan enggan menggunakan pesawat karena mereka harus dibebani lagi dengan biaya rapid test,” cetusnya. Padahal menurutnya dengan penerapan prokes Covid-19 di kabin pesawat sudah dianggap cukup. “Sirkulasi udara di kabin cukup aman kok dengan prokes Covid-19,” imbuhnya.
Diakuinya juga dari apa yang disampaikan para stakehoder Bali, serta melihat kondisi riil di lapangan rupanya keadaan Bali jauh lebih terpuruk dibandingkan beberapa kejadian yang pernah dialami Bali beberapa waktu lalu.
“Covid-19 mesti diakui melemahkan pariwisata Bali, terutama perekonomiannya,” tutur Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.
Banyak pelemahan di berbagai sendi perekonomian Bali, semuanya stagnan. Mungkin disatu sisi menguntungkan tapi disisi lain kondisi ini menyedihkan. Misal, kalau dulu orang Jakarta dengan jual rumahnya, lantas beli rumah di Bali, sudah jelas tidak mungkin. Tapi sekarang dengan jual rumah di Jakarta mereka bisa dapat properti yang layak dengan harga terjangkau.
“Lantaran itulah kemudian kami hadir di Bali untuk memberikan dukungan dan stimulan agar Bali segera pulih,” tandasnya.
Tidak cukup dengan pariwisatanya saja, Bali juga terkenal dengan pertaniannya, bahkan pertanian Bali jadi bagian pariwisata. Ini yang saat ini harus dipikirkan bagaimana membangun kembali sektor pertanian Bali di tengah pandemi Covid-19.
“Apakah kita mau Bali jadi hutan beton seperti Jakarta atau sekitarnya, tentu tidak,” tukasnya.
Jadikan Bali sebagai rumah kedua, bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang perlu perhatian pemerintah yang sekarang kondisinya tengah terpuruk.
“Bali harus bangkit segera, pulih segera, bagaimana Bali bisa menjadi Bali kita kembali,” tutupnya. (wie)