OSLO | patrolipost.com – Dua ilmuwan John Hopfield dan Geoffrey Hinton meraih Nobel Fisika 2024. Keduanya merupakan pelopor pengembangan jaringan saraf buatan yang menjadi cikal bakal lahirnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/Al).
Melansir infografik Antara, kedua ilmuwan tersebut masing-masing dengan caranya sendiri mengembangkan saraf buatan yang kemudian dikenal menjadi Artificial Intelligence pada zaman ini.
Ilmuwan pertama yang meraih Nobel Fisika 2024 adalah John Hopfield (91 tahun). Ilmuwan yang lahir pada 15 Juli 1933 merupakan warga negara Amerika Serikat. Hopfield bekerja pada Institusi pendidikan Princeton University, Amerika Serikat.
Pada tahun 1982, Hopfield memperkenalkan Jaringan Hopfield, yaitu jaringan saraf tiruan sebagai memori untuk kemampuan komputasi.
Ilmuwan lainnya, Geoffrey Hinton (84 tahun) lahir di Inggris pada 6 Desember 1947 dan berasal Saein Institusi Pendidikan University of Toronto, Kanada.
Tahun 1985 karya Geoffrey Hinton mengembangkan Boltzmann, yaitu jaringan saraf tiruan yang dapat mempelajari pola data kompleks.
Selanjutnya, pada tahun 1986, Hinton memperkenalkan backpropagation yang merupakan algoritma untuk melatih jaringan saraf tiruan agar lebih efisien.
Alasan dibalik pemberian Nobel antara lain karena temuan mereka merupakan kreativitas yang menjadi akar pengembangan kecerdasan buatan. Kemudian, penerapan kecerdasan buatan dalam kehidupan manusia saat ini sangat besar.
Selain itu, kecerdasan buatan dapat digunakan untuk menguji model/penghitungan fisika skala besar dengan komputasi tinggi
“Karya para pemenang telah memberikan manfaat besar. Dalam fisika, kami menggunakan jaringan saraf buatan di berbagai bidang, seperti mengembangkan bahan baru dengan sifat tertentu,” tandas Ketua Komite Nobel Bidang Fisika, Ellen Moons dalam komentarnya tentang penganugerahan nobel Fisika untuk dua ilmuwan tersebut. (pp04)