WEETEBULA| patrolipost.com – Suku dan rumah adat selalu berkaitan satu sama lain. Hal ini pun berlaku di tanah Marapu (Sumba). Pulau Sumba terdiri dari banyak suku dan setiap suku mempunyai rumah adat masing-masing.
Pantauan patrolipost.com, Minggu (13/11/2022), suasana Kampung Adat Winibero (Wiber) bagi orang yang baru masuk terasa cukup angker. Kuburan dari batu uang sudah ada sejak zaman dahulu kala masih terlihat kokoh meskipun ada juga beberapa diantaranya sudah berlubang. Kampung adat Winibero yang terletak di atas bukit sebagian besar diisi bangunan rumah adat. Ada Uma Kalada (rumah besar) dan Uma Kii (rumah kecil).
Ukuran rumah besar tidak seperti sebutannya. Rumah tersebut hanya berukuran 6×4 meter persegi, berdiri dengan gaya rumah panggung dan atap menara khas Sumba. Sementara itu, rumah yang disebut rumah kecil (uma kii) bisa dua kali bahkan tiga kali lebih besar dari rumah besar (uma kalada).
Salah satu tokoh suku Winibero, Gabriel Ngongo Bili (Ama Ounga) menjelaskan, status rumah adat suku Winibero bukan berdasarkan besaran ukurannya, melainkan dinilai dari tingkatan rumah tersebut dalam tatanan adat seperti penyelenggaraan upacara adat.
“Ukuran rumah besar itu memang kecil. Hanya 6×4 meter persegi. Sementara ukuran rumah kecil bisa lebih besar tergantung kemampuan membangun. Ukuran rumah besar tidak boleh lebih maupun kurang dari dulu sampai sekarang maupun pada masa yang akan datang,” jelas Ama Ounga.
Ama Ounga melanjutkan, upacara-upacara adat yang besar hanya bisa dilakukan di rumah besar. Warga Suku Winibero yang mendiami uma kii pada upacara adat besar harus melaksanakan di Uma Kalada.
“Karena fungsi dari Uma Kalada inilah makanya disebut rumah besar meskipun kelihatan kecil. Statusnya di atas semua uma kii,” ungkapnya.
Ama Ounga yang merupakan juru bicara urusan adat ini pun menambahkan, masih ada rumah yang statusnya lebih besar dari Uma Kalada Winibero, yaitu Uma Kalada Beijelo.
“Untuk suku kami, Uma Kalada Beinjelo menempati posisi tertinggi. Setelah itu Uma Kalada Winibero dan selanjutnya rumah tempat kami tinggal sehari -hari,” imbuhnya.
Interior Uma Kalada Winibero pun sangat khas. Ada 4 tiang utama yang berukir khas suku Winibero. Selain itu, ada area terlarang dalam rumah, terutama tidak boleh dimasuki perempuan yang berstatus menantu (ruang bagian kanan rumah).
Selain ruangan, pekarangan rumah pun tidak bisa dengan leluasa diinjak. Halaman rumah bagian kanan sengaja dibiarkan ditumbuhi semak belukar karena termasuk area terlarang. (pp04)