BANGLI | patrolipost.com – Siswa SMAN 1 Bangli (Smanichi) berhasil raih 2 medali emas dan 1 medali perak pada World Science, Environment and Engineering Competition (WSEEC). Dalam lomba tersebut, siswa menunjukan produk teh berbahan daun cemcem dan kulit jeruk siam menjadi teh. Teh tersebut dinamakan teh Spoci.
Pembinaan tim Generation of Young Scientist SMA Negeri 1 Bangli (GENESIS), I Wayan Januariawan dan Made Ari Marlini mengatakan lomba diselenggarakan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) yang kali ini berkolaborasi dengan Sekolah Tinggi Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI). Lomba ini meliputi lomba penelitian ilmiah tingkat internasional. Ada 235 tim dari 23 negara yang ikut dalam ajang ini.
“Ada 23 negara yang terlibat, diantara Indonesia, Malaysia, Thailand, Philippines, South Korea, Nigeria, Macedonia, Puerto Rico, Turkey, Mexico, Kazakhstan, India, Palestine, Egypt, Iran, Morocco, Bangladesh, Haiti, Azerbaijan, Iraq, Taiwan, Romania, dan United Arab Emirates,” jelasnya, Senin (1/8/2022).
Lomba kali ini Smanichi mengirimkan tiga tim. Dengan katagori yang diikuti Life Science, Social Science dan Mathematics. Setiap tim berisikan 5 orang siswa kelas XI dan XII. “Lomba dilakukan secara daring pada 17-21 Juli,” sebutnya.
Pihaknya mengaku belum bisa mengikuti secara offline. Pihaknya berharap dalam ajang berikutnya bisa diikuti secara offline.
Lebih lanjut, katagori life science, timnya membuat produk yang dinamakan Teh Spoci. Teh ini berbahan dari daun cemcem dan kulit jeruk siam.
“Dalam katagori ini siswa kami meraih medali perak. Medali emas diraih Korea Selatan,” ungkapnya.
Pihaknya juga berhasil memboyong dua emas, Masing-masing katagori social science yakni membuat media pembelajaran interaktif yang berupa game (The Lunar Game) untuk mengedukasi remaja tentang bullying. Serta katagori Maathematic. Pada katagori ini siswa menerapkan pendekatan fibonacci dan golden ratio untuk pelestarian lagu tradisional.
“Lagu Cening Putri Ayu diaransemen dengan rumus matematika,” kata guru Kimia ini.
Diakui lomba tingkat internasional baru tahun ini bisa diikuti. Selain karena situasi pandemi, tentu perlu persiapan matang. Made Ari Marlini, menyambung, lomba di kancah Internasional baru tahun ini diikuti. “Bulan Maret dan Mei siswa kami mengikuti lomba dan berhasil meraih medali. Ini menjadi awal untuk siswa dan sekolah,” kata Made Ari Marlini.
Di sisi lain, salah satu perwakilan Spoci Tea Team, I Made Suputra Dwipayana menjelaskan tim membuat teh dengan menggunakan bahan yang banyak ditemukan di Bangli. Bangli dikenal dengan daerah penghasil jeruk dan memiliki daun khas yakni Cemcem.
Dijelaskan, proses pembuatan yakni diawali dengan mencuci bersih daun cemcem dan kulit jeruk siam. Setelah itu dipotong-potong halus dan baru dioven. Setelah mengering bahan tersebut dimasukkan dalam kantong teh. Selain mudah ditemukan, cemcem dan kulit jeruk siam banyak mengandung antioksidan.
Produk ciptaan tim ini telah uji lab bekerjasama dengan Universitas Warmadewa. Besar harapan Teh Scopi ini bisa diproduksi dengan jumlah banyak. “Teh Scopi ini minuman fungsional yang potensial mencegah penyakit degeneratif seperti stroke,” ucapnya.
Dikatakan pula, pihaknya akan lakukan uji lagi, untuk menyempurnakan produk tersebut. Sehingga nanti bisa dinikmati banyak orang. (750)