BORONG | patrolipost.com – Tuak merupakan sejenis minuman beralkohol Nusantara hasil fermentasi dari nira, beras, atau bahan minuman/buah yang mengandung gula. Tuak adalah produk minuman yang mengandung alcohol sehingga bisa memabukkan bila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Di Manggarai tuak diambil dari pohon aren, disadap oleh orang tertentu yang mempunyai keahlian di bidang tersebut. Tuak diramu dengan bahan lain yang menambah cita rasa tuak.
“Tidak semua pohon aren bisa menghasilkan tuak. Prosesnya cukup rumit. Selama sebulan, setiap pagi dan sore, tangkai bunga aren dipukul, selanjutnya ada juga ritual adat di bawah pohon aren. Jika pohon aren tersebut bisa menghasilkan air maka akan ada mimpi tertentu sebagai penanda,” jelas Kanisius, seorang penyadap Tuak asal Lambaleda Selatan, Manggarai Timur, Senin (15/5/2023).
Sementara itu, seorang tokoh adat, Bernadus mengatakan tuak menjadi minuman penting dalam setiap acara adat Manggarai. Menyambut tamu dalam acara adat, tuak sangat penting dalam ritual ‘tuak kapu’.
“Dalam prosesi adat tuak sangat penting. Prosesi menyambut dalam acara adat pun tidak lengkap tanpa adanya tuak. Selain itu, tuak menjadi suguhan utama untuk para tamu dalam acara adat di Manggarai,” jelas Nadus.
Tuak dari pohon aren bisa langsung diminum yang disebut ‘tuak bakok’. Sementara itu tuak juga bisa diproses dan disuling menjadi ‘sopi’. Kadar alkohol dalam sopi lebih tinggi dari ‘tuak bakok’. Sopi menjadi pilihan jika tidak minum tuak bakok.
Tradisi yang menjadikan tuak sebagai bagian dari prosesi adat pun bukan hal baru, melainkan sudah ada sejak nenek moyang orang Manggarai. Karena bagian dari tradisi, minum tuak bukan hal yang bisa dilarang. Tuak boleh diminum tapi jangan sampai mabuk berat dan mengganggu Kamtibmas. (pp04)