SINGARAJA | patrolipost.com – Belum usai efek hantaman virus Corona Disease 2019 (Covid-19), pembudidaya perikanan darat kembali dikejutkan dengan merebaknya virus baru yang menyerang tambak di kawasan Buleleng Barat, Bali. Virus yang diidentifikasi bernama Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) itu tengah mewabah dan menjadi sebab matinya ribuan udang yang tengah dibudidayakan para petambak di wilayah teersebut.
Virus AHPND dengan cepat merebak di areal tambak udang dan mampu membuat koloni sehingga mematikan udang yang tengah dibudidayakan petambak sebelum berusia 15 hari.
Sebelumnya, virus AHPND dideteksi mewabah di negara Filipina, Vietnam dan Thailand. Virus ini dengan cepat menjalar ke kawasan budidaya udang yang ada di Indonesia, khususnya Buleleng, Bali. Sayangnya, belum ada kabar ditemukan vaksin untuk melumpuhkan virus ini dan meminimalisasi kerugian para petambak udang.
Sejatinya, para petambak telah menempuh berbagai upaya dengan melakukan inovasi melalui rekayasa imun melalui penambahan dosis vitamin. Namun upaya itu gagal karena virus AHPND sangat kuat menyerang imunitas udang.
Pengusaha tambak terbesar di Kecamatan Gerokgak, Hengky Putro Raharjo yang mengungkap pertama kali adanya virus AHPND mewabah di kawasan tambak. Menurut Hengky, AHPND terdeteksi mewabah sejak bulan Mei lalu, dan semakin parah pada bulan Agustus hingga Oktober ini.
Hengky menyebut, ribuan udang yang berada di tambaknya seluas 9 hektar lebih yang sudah siap panen tiba-tiba mati akibat virus tersebut.
“Virus AHPND dengan cepat bermutasi menjangkiti udang lainnya. Bahkan dengan cepat virus ini membuat koloni. Satu udang terjangkit dan dengan cepat menyebarkan ke udang lainnya,” jelas Hengky, Minggu (25/10/2020), sembari menyebut udang yang terpapar virus berciri warna memucat, kerdil dan keropos.
Pria low profile ini mengaku belum mengetahui pasti penyebabnya namun diduga virus AHPND berasal dari bibit udang import yang didatangkan dari luar negeri. Mewabahnya AHPND itu, telah dilaporkan ke instansi terkait khususnya Dinas Perikanan Buleleng dan ke Bali Besar Riset Budidaya Laut dan penyuluh perikanan (BBRBLPP) Gondol, Banyupoh.
“Kami juga sudah laporkan ke Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo dan petugas juga sudah turun melihat kondisi termasuk mengambil sampel udang,” ungkap Hengky.
Wayan Arta, petambak di Desa Pejarakan, Gerokgak mengeluhkan hal yang sama. Katanya, virus AHPND memang sudah merebak dan sangat sulit untuk diatasi. Sebagai pengusaha tambak udang, Arta mengaku tak dapat berbuat banyak dan menunggu hasil riset dan penelitian balai perikanan.
“Kami berharap pihak dinas dan balai segera memberikan solusi,” harapnya. (625)