SINGARAJA | patrolipost.com – Akibat semakin sulitnya warga mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) memicu ketegangan antar warga dan oknum SPBU. Seperti yang terjadi di SPBU Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, akibat terlalu lama antre BBM petugas SPBU di tempat itu bersitegang dengan warga setempat. Bahkan, oknum petugas SPBU sempat menendang jerigen milik nelayan yang tengah antre untuk mendapatkan BBM.
Peristiwa ketegangan antara warga dengan petugas SPBU Pemuteran dibenarkan tokoh masyarakat setempat bernama Rasyid. Menurutnya, warga yang kebanyakan petani dan nelayan telah berhari-hari antre untuk mendapatkan BBM, baik solar maupun pertalite. Namun karena pasokan dari Pertamina tidak mencukupi membuat masyarakat sekitar kehilangan kesabaran. Kondisi itu diperparah oleh sikap petugas SPBU yang dianggapnya arogan.
“Oknum petugas SPBU jangan marah-marah, warga jangan ditendang-tendang. Jerigen milik nelayan ditendang oleh oknum petugas SPBU berinsial HR. Kami sudah banyak mendapat laporan atas prilaku oknum petugas SPBU akibat lambatnya pasokan. Masyarakat membeli BBM bukan meminta. Masalah antre kami no problem tapi pelayanan SPBU jangan menjadi pemicu permasalahan. Kami masih tahan sabar agar situasi tidak tambah runyam,” ujar Rasik, Selasa (18/10/2022).
Menurut Rasik, pemilik SPBU mestinya menambah jumlah pasokan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini, pasokan untuk SPBU Pemuteran hanya dua hinga 3 ton BBM dari semua jenis. Hal itu katanya, berdasar informasi dari petugas SPBU.
”Jika kurang ya ditambah, jangan biarkan masyarakat antre berhari-hari. Yang lebih ironis masyarakat juga sudah bersedia membayar lebih dari harga dasar. Ada yang membeli Rp 50 ribu dibayar Rp 60 ribu. Ini yang antre adalah banyak nelayan untuk kebutuhan melaut,” imbuhnya.
Akibat langkanya BBM menurut Rasik, sudah satu pekan lebih nelayan tidak bisa melaut. Tentu menyebabkan ekonomi nelayan menjadi terganggu. ”Kasihan lho nelayan antre berminggu-minggu sama dengan tidak melaut selama itu. Ini persoalan yang harus dicarikan jalan keluar segera,” imbuh Rasik.
Salah satu nelayan asal Desa Pemuteran bernama Nengah Nerta mengaku telah berhari-hari antre untuk mendapatkan BBM jenis pertalite. Padahal kebutuhan BBM untuk digunakan melaut sebagai mata pencaharian. ”Ini kami antre sudah dua hari lebih untuk pembelian BBM jenis pertalite,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pemuteran I Nyoman Arnawa membenarkan warganya kesulitan mendapatkan BBM pertalite dan juga solar akibat kelangkaan dan keterlambatan pasokan. Tidak hanya itu, pasokan untuk SPBU di desanya juga sangat kurang dan itu menyebabkan gangguan mengingat kebutuhan dan banyaknya warga yang memerlukan BBM untuk berbagai keperluan.
“Memang warga sangat banyak yang antre BBM. Selain lama, pasokan dari Pertamina juga sangat kurang tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Padahal kebutuhan warga tidak saja untuk sehari-hari namun untuk keperluan melaut,” tandasnya. (625)