SINGARAJA | patrolipost.com – Video berdurasi 1 menit 30 detik yang berisi perkelahian dua gadis remaja di akun media sosial membuat heboh publik Buleleng. Dalam video tersebut terlihat adegan baku hantam dua gadis remaja yang satu mengenakan kaos hitam bercelana panjang jins biru berhadapan dengan gadis berkaos merah dengan bawahan celana pendek hitam.
Lokasi mereka baku hantam belakangan diketehui berada di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno, Desa/Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali. Perkelahian antar-remaja putri ini disebabkan selisih paham karena rebutan pacar.
Adegan perkelahian yang diduga terjadi Selasa (23/2) itu diawali adu mulut keduanya dan disaksikan teman-temannya. Informasi yang beredar menyebutkan, perkelahian dua gadis belia berinisial N (16) dan A (14) diduga sedang memperebutkan seorang laki-laki. Keduanya masing-masing membawa temannya sendiri ke lokasi. Mereka yakni; KW (17), LW (17), L (17), berasal dari Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada. Sedangkan GW (16), asal Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada.
Perkelahian fisik antara N dengan A direkam oleh GW menggunakan handphone dan meng-unggah video itu ke media sosial pribadinya dan kemudian viral.
Dikonfirmasi soal perkelahian gadis remaja di bawah umur itu, Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya menjelaskan, pihaknya sudah menangani peristiwa perkelahian anak di bawah umur dan berlangsung di RTH Bung Karno tersebut. Sebelumnya mereka janjian bertemu di lokasi setelah berselisih rebutan pacar.
“Semua gadis yang terlibat di video tersebut sudah dipanggil ke Mapolsek Sukasada untuk diberikan pembinaan dengan melibatkan beberapa pihak termasuk orangtua masing-masing,” kata Sumarjaya, Rabu (24/2/2021).
Atas peristiwa itu, pihak Kepolisian meminta kepada para orangtua untuk melakukan pengawasan secara lebih ketat terhadap anak-anaknya. Peristiwa seperti itu tidak akan terjadi seandainya para orangtua lebih memperhatikan perkembangan anak-anaknya.
“Pengawasan orangtua sangat penting. Kita bersama mendidik anak-anak dengan baik dimulai dari keluarga, lingkungan dan tentu di masyarakat,” ucap Sumarjaya. (625)