BORONG | patrolipost.com – Infrastruktur jalan yang dibangun tuntas sesuai panjang jalan merupakan impian masyarakat pada umumnya. Namun kenyataannya, di Lambaleda Selatan Manggarai Timur, masyarakat wilayah Lenang Raya belum menikmati akses jalan yang memadai.
Hal ini sangat dirasakan pengendara saat melewati jalur Mano-Deno di Lambaleda Selatan, Manggarai Timur. Ruas jalan tersebut selesai dihotmix sebagian, yakni dari Mano hingga Wae Wake. Selebihnya dari Wae Wake hingga Deno masih berupa jalan rusak dengan bebatuan yang menonjol yang dihiasi kerikil lepas hampir di sepanjang sisa jalan yang belum dibangun tersebut.
Bagi yang berangkat dari Heso, yang merupakan kampung ujung Timur wilayah Lenang Raya misalnya, pengalaman berkendara seperti kisah sengsara harus dijalani saat mulai keluar dari kampung hingga Jembatan Wae Wake. Selebihnya dari Wae Wake hingga Mano, pengendara roda dua maupun empat boleh menghela napas lega melewati jalan hotmix.
Sebaliknya, saat perjalanan balik, dari Ruteng, Borong atau Mano, perjalanan tanpa hambatan dari Mano hingga Wae Wake. Selanjutnya, dari Wae Wake memasuki wilayah Lenang Raya pengendara akan melewati jalan rusak.
Sering kali pengendara roda dua mengalami kecelakaan tunggal karena jalan rusak yang sebenarnya tidak layak dilalui kendaraan. Begitupun kendaraan roda empat, sering kali mogok bahkan terguling saat melewati jalanan rusak tersebut.
“Kami terpaksa ke Ruteng atau ke Borong melewati jalur jalan ini karena tidak ada pilihan lain,” ungkap salah satu pengendara sepeda motor matic yang menjadi korban kecelakaan tunggal di dekat Kampung Lenang, Minggu (6/10/2024).
Pilihan lainnya menuju Ruteng atau Borong dari wilayah Lenang Raya adalah melewati jalur Watu Cie -Deno, namun Pembangunan jalannya pun belum selesai.
Pengerjaan jalan yang hanya satu kilometer atau dua kilometer tidak menuntaskan pembangunan jalan tersebut sampai di Deno. Malah, jalur jalan tersebut diklaim lebih parah dan menyeramkan, terutama dari Jembatan Wae Cebu hingga Kampung Lento.
Selanjutnya, jika memilih lewat jalur Deno-Watu Cie lainnya yang melewati Dangka Mangkang, pengendara tetap akan melewati hambatan jalan rusak terutama dari Lonto Ulu hingga Deno.
“Pembangunan infrastruktur jalan gencar dilakukan, namun tidak tuntas. Sepertinya pembangunan jalan terkesan hanya untuk menghibur masyarakat dan tidak untuk diselesaikan,” ungkap warga yang muak dengan strategi pembangunan jalan raya.
Di sisi lain, masyarakat Lenang Raya dan sekitarnya mengapresiasi pemerintah atas dibangunnya Puskesmas Lenang di Lonto Ulu yang sedemikian megah. Namun akses jalan menuju ke Puskesmas tersebut tetap menjadi persoalan.
“Puskesmas Lenang merupakan potret kemegahan di tengah keterisolasian. Akses jalan masih rusak parah. Pasien yang sakit dan hendak berobat ke sana akan sulit sembuh karena guncangan kendaraan di jalan rusak menambah penderitaan mereka,” ungkap warga lain yang berpapasan dengan patrolipost.com, di dekat Puskesmas Lenang, Senin (7/10/2024).
Masyarakat berharap, siapa pun pemimpin Manggarai Timur ke depannya hendaknya memperhatikan jalur jalan raya yang rusak parah tersebut. Bagi para calon kepala daerah dan wakilnya, jangan hanya menebar senyum dan mengusung visi-misi yang muluk-muluk saat pencalonan, setelah itu merajut alasan agar kegagalan pembangunan dimaklumi masyarakat. (pp04)