BANGLI | patrolipost.com – Camat Susut Nyoman Sedana akan memasuki purna tugas di usia 58 tahun pada 31 Desember 2021. Sebagai seorang pendidik, Nyoman Sedana mengajukan permohonan pejabat fungsional menjadi pustakawan.
Untuk proses pemberkasan dan uji kompetensi sebagai seorang pustakawan sudah dilalui. Praktis menjadi pustakawan masa kerja akan bertambah dua tahun.
Dikonfirmasi Nyoman Sedana mengaku dirinya mengajukan permohoan menjadi pusatakawan ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. “Berkas berikut portofolio sudah kami kirim bulan Desember 2020,” ungkapnya, Minggu (7/2/2021).
Lanjut mantan Kasek SMKN I Susut ini dalam konteks seleksi calon pejabat fungsional portopolio merupakan bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan berkarya/prestasi yang dicapai selama menjalankan tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam interval waktu tertentu.
Setelah proses pemberkasan dilanjutkan dengan uji komptensi yang dilakukan secara online. ”Uji kompetensi sudah dilaksanakan dan tinggal menunggu hasilnya saja,” sebut pria asal Banjar Dinas Gunung Bau, Desa Sulahan, Kecamatan Susut ini.
Sebut Nyoman Sedana, jika dinyatakan lolos, Perpustakaan Nasional akan membuat rekomendasi yang ditujukan kepada Pemkab Bangli untuk selanjutnya dibuat SK sebagai Pustakawan.
”Kami masih menunggu hasil dan keputusan dari Perpustakaan Nasional,” ungkap pria yang menjabat Camat Susut per 1 Januari 2020.
Menurutnya seorang pustakawan memilki tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Pustakawan bertanggung jawab atas pengelolaan koleksi perpustakaan, baik buku, jurnal, majalah, buletin, maupun dokumen lainnya.
Seorang Pusatkawan Madya akan memasuki purna tugas di usia 60 tahun, apabila bisa mengembangkan profesi akan naik menjadi pustakawan utama dengan masa tugas hingga usia 65 tahun.
”Untuk menjadi fungsi utama dituntut mengumpulkan angka kredit, membuat karya tulis dan mengikuti pelatihan,” jelasnya.
Disinggung pertimbangan menjadi Pustakawan, karena di sisa waktunya ingin mengabdi ke masyarakat, apalagi perpustakaan merupakan salah satu kunci gudang ilmu dan ingin perpustakaan kembali menggeliat.
”Kami ingin kembalikan masa keemasan perpustakaan, sebagai gudang ilmu perpustakaan memiliki peran strategis dalam memerangi buta aksara,” ujarnya. (750)