BORONG | patrolipost.com – Membahas nasib petani memang tiada habisnya. Terutama ketika melihat produksi pertanian yang belum seimbang dengan harga komoditi. Ketimpangan ini mengakibatkan kemajuan nasib petani belum begitu tampak.
Bernadus alias Emad Ombik, salah satu petani kopi dan cengkeh di Heso, Golo Wune, Lambaleda Selatan, Manggarai Timur kepada patrolipost.com, Sabtu (1/6/2023) menuturkan, harga kopi tahun ini cukup bagus, namun produksi biji kopi berkurang.
“Harga kopi cukup bagus tahun ini. Cukup bervariasi. Ada yang membeli Rp. 40.000/kg, ada juga yang Rp. 35.000/kg. Paling bawah Rp. 30.000. Namun produksi kopi menurun. Tahun sebelumnya hasil kopi lebih banyak dari tahun ini,” tutur Emad Ombik di sela-sela kegiatan memanen kopi di lahan miliknya yang terletak di sebelah utara kampung.
Lebih lanjut, Emad Ombik menjelaskan, dampak Festival Kopi Lembah Colol yang digagas Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur beberapa waktu lalu bisa jadi pemicu bagusnya harga kopi tahun ini.
“Colol mungkin Surganya Kopi Dunia, tapi di luar lembah Colol juga ikut menyumbang hasil komoditi kopi yang berkualitas bagus,” jelasnya.
Emad Ombik berharap harga produksi pertanian akan tetap bagus pada tahun-tahun yang akan datang. Dirinya juga mengharapkan harga cengkeh yang kabarnya sekarang mencapai Rp. 150.000/kg akan bertahan atau terus naik.
“Selain kopi, saya juga berharap harga cengkeh per kilonya akan bertahan pada harga Rp. 150.000/kg. Kalau naik lagi syukur kepada Allah. Jangan turun lagi,” harapnya.
Ketika ditanya tentang penggunaan uang yang diperoleh dari hasil menjual kopi dan cengkeh, Emad Ombik mengakui, sebagian perolehannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan menjawab tuntutan adat yang disebut ‘bantang ase kae’ dan ‘wale sida’.
“Separonya lagi untuk membayar utang,” tandasnya sembari tersenyum. (pp04)