RUTENG | patrolipost.com – Nasib petani selalu dipermainkan terutama dari segi harga komoditas pertanian. Sudah menjadi lagu lama bahwa saat hasil panen melimpah, harga turun drastis. Sebaliknya saat hasil panen berkurang, harga melambung tinggi.
Seorang Petani kopi di Manggarai Timur, Save Adan kepada patrolipost.com menyampaikan keluhannya tersebut.
“Nasib kami para petani memang tidak akan pernah berubah menjadi lebih baik. Permainan harga terutama kopi menjadi kendala. Sekarang harga Kopi Robusta mencapai Rp 72.000 per kg, sedangkan Arabika juga hampir sama. Namun produksi kopi petani tahun ini turun drastis,” ungkap Save.
Kemudian kata Save, hasil panenan cengkeh malah sebaliknya. Hasil cengkeh cukup membaik namun harga di pasaran turun.
“Cengkeh cukup melimpah tahun ini, namun harga malah turun drastis,” keluhnya.
Petani lainnya, Daniel menyampaikan keluhan senada. Menurutnya, impian petani untuk hidup sejahtera selalu menghadapi tantangan yang sama setiap tahunnya, terutama dari sisi harga.
“Nasib petani tak akan berubah, selalu terhalang harga yang selalu berlawanan dengan banyak dan sedikitnya hasil pertanian. Kerinduan kami untuk bisa hidup sejahtera masih ‘jauh panggang dari api,” pungkasnya. (pp04)