SINGARAJA | patrolipost.com – Kemarau panjang mulai mengancam kehidupan satwa di kawasan hutan lindung Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali. Selain pepohonan banyak yang meranggas, sumber air untuk memenuhi kebutuhan satwa juga kering kerontang.
Untuk antisipasi kondisi terburuk petugas TNBB secara intens menyuplai kebutuhan air bersih ke lokasi tempat hidup berbagai jenis satwa liar tersebut.
Pengendali Ekosistem Hutan TNBB, drh Hana Retno Erdianti membenarkan pihaknya mengambil inisiatif untuk menyuplai air bersih dua kali dalam seminggu untuk mengisi bak-bak penampungan air dan kubangan air. Selama ini tempat-tempat itu menjadi tujuan satwa liar di Resort Prapat Agung TNBB untuk mendapatkan air.
“Kami suplai air sebanyak 5.000 liter itu diangkut menggunakan truk tangki dua kali dalam seminggu,” kata drh Hana Retno Erdianti, Rabu (13/12/2023).
Ia menyebut wilayah yang disuplai air merupakan wilayah kering dan hingga kini belum turun hujan. Bahkan, kala musim hujan air tetap disuplai jika air di kubangan penampungan telah kering. Kebutuhan air itu untuk memenuhi kebutuhan satwa liar yang mengalami dehindrasi mengingat tidak ada sumber air di lokasi tersebut.
“Kubangan satwa di Perapat Agung itu tempat satwa minum dan paling banyak satwanya, kami selalu jaga ketersediaan airnya. Kalau musim kemarau tidak ada air, jadi kami suplai. Walaupun musim hujan kami tetap suplai seminggu 1 kali atau 2 kali. Tergantung genangan airnya ada atau tidak. Kalau sudah habis kami kirim lagi,” ungkap Hana.
Menurut Hana, satwa yang memanfaatkan kubangan air untuk minum yakni kijang, rusa, babi hutan, hingga lutung. Jumlahnya mencapai ribuan ekor.
“Saat mereka minum kadang berombongan, bergiliran,” ujarnya.
Lebih jauh Hana menjelaskan di lokasi yang terdapat bak penampungan air merupakan hutan dan padang savana yang tidak ada sumber mata air. Karena itu petugas TNBB menyediakan air untuk memenuhi kebutuhan air para satwa. Sementara untuk pakannya sudah tersedia di dalam hutan dengan jumlah yang cukup.
“Yang kami suplai hanya air saja,” tandas dr Hana. (625)