BORONG | patrolipost.com – Perkembangan zaman mengakibatkan dua hal, dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya, segala kemudahan didapatkan termasuk kemudahan mengakses berbagai informasi. Namun perkembangan zaman juga mengakibatkan bergesernya berbagai hal termasuk etika dan budaya di kalangan kaum muda.
Kekhawatiran terkait bergesernya perkembangan zaman diutarakan salah seorang orangtua asal Manggarai Timur yang berdomisili di Jimbaran, Bali kepada patrolipost.com, Minggu (24/9/2023) via Whatsapp.
Orangtua Bernama Damian Nabur tersebut membeberkan bagaimana caci maki menjadi bahan candaan sehari-hari di kalangan remaja. Bahkan memanggil teman dengan memaki Bapaknya sudah menjadi hal lumrah.
“Sekarang, memanggil teman dengan memaki Bapaknya sudah menjadi hal lumrah. Hal ini sudah bergeser jauh dari adat dan kebiasaan asli masyarakat Manggarai pada umumnya,” ungkapnya.
Lalu, Damian pun mengharapkan wadah seperti media massa untuk turut andil dalam mengedukasi kaum muda agar kembali kepada norma-norma yang berlaku.
“Itu yg penting….bagaimana mengedukasi pemahaman adat itu kepada generasi yg nota bene tergerus oleh perkembangan teknologi. dan yg paling penting generasi di beri pemahaman tentang budi pekerti dan tata cara dan sopan santun, karena kebanyakan generasi Zaman Z katanya dari segi etika dan sopan santun sangat kurang,” keluhnya.
Sambung Damian, generasi muda zaman sekarang yang dikenal dengan istilah Gen Z merupakan generasi cacat, selain karena kurangnya etika dan budi pekerti, juga karena ketergantungan yang tinggi dengan gadget.
“Saya pribadi menilai, Gen Z sebenarnya zaman cacat karena mereka bekerja hanya menggunakan tangan satu saja. Contohnya anak perempuan saat memasak, mencuci piring atau melakukan aktifitas lainnya, Hp tetap dipegang dengan tangan satunya, sedang tangan satunya bekerja,” tegasnya.
Selain itu, Damian juga menyoroti pergeseran perilaku Gen Z saat berkumpul. Menurutnya kelihatan aneh, berkumpul tapi tidak saling mengobrol namun malah berfokus pada ponsel masing-masing.
“Hal lain terlihat pada saat berkumpul dengan teman dan orangtua, bukannya ngobrol tetapi sibuk main HP. Hal semacam ini saja bisa menjadi tolok ukur sudah sejauh mana pergeseran perilaku kaum muda saat ini,” pungkasnya. (pp04)