BORONG | patrolipost.com – Musim panen merupakan moment dimana para petani bergembira ria karena jerih payah mereka membuahkan hasil. Petani di Manggarai Timur biasanya memetik beragam hasil panen pada musimnya, mulai panen padi, kopi hingga cengkeh. Sebagian memanen kemiri.
Sekarang saatnya memulai musim panen, terutama panen padi. Musim panen padi sekarang sudah memakai peralatan modern seperti mesin rontok padi. Dulu, para petani merontokkan bulir padi dari tangkainya dengan cara diinjak-injak. Sedangkan untuk memilah bulir padi yang berisi dan yang tidak berisi menggunakan tenaga angin. Cara memanen padi pun disertai beberapa aturan.
Herman Jata, salah seorang Petani di Manggarai Timur kepada patrolipost.com, Jumat (19/4/2024 menuturkan, mengetam padi zaman dulu selalu mengikuti beberapa aturan.
“Roka (keranjang) tempat menyimpan padi yang baru dipotong tidak boleh jatuh. Juga, saat memanen tidak boleh teriak-teriak, misalkan menjawab sapaan orang dari kejauhan,” ungkap Herman.
Lanjut Herman, aturan lainnya yakni saat memanen padi, salah satu perempuan bertindak sebagai komandan (ata ba lalap).
“Dia yang ‘ba lalap’ menjadi ketua rombongan pemanen. Dia yang menentukan memulai panen dari mana dan mengarah kemana,” tandasnya.
Lalu, sebelum panen diadakan ritual adat di rumah dan dilanjutkan di sawah yang hendak dipanen pada keesokkan paginya. Jika memegang teguh aturan-aturan tersebut, maka dipercaya bahwa hasilnya akan melimpah. Jika tidak, maka sebagian hasil panen akan diambil oleh dia yang ‘menjaga tanah’ tersebut. (pp04)