BORONG | patrolipost.com – Keluarga almarhum Martius Marut, pensiunan ASN asal Desa Lidi, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, NTT terpaksa menggotong jenazah menyeberangi Sungai Wae Musur karena tidak ada jembatan. Almarhum meninggal dunia di RS Ben Boy Ruteng dan dibawa ke kampungnya untuk dikebumikan.
Rombongan pengusung jenazah harus berjalan beringsut-ingsut dan hati-hati karena harus menyeberangi derasnya air Sungai Wae Musur. Apalagi dalam sepekan terkahir hujan deras menghuyur Kecamatan Rana Mese.
“Kami terpaksa menggotong jenazah almarhum Martinus Marut, menyeberangi Kali (Sungai) Wae Musur,” kata Theo Pamput kepada media ini, Jumat (1/7/2022).
Sebagai keluarga almarhum, Theo mengatakan Martinus meninggal di RS Ben Mboi Ruteng. Jenazah diantar ke kampung halamannya untuk dikebumikan. Pada saat tersebut air Sungai Wae Musur sangat deras apalagi saat ini hujan sedang menguyur wilayah Rana Mese.
Jenazah pun langsung digotong oleh keluarga karena kendaraan tidak bisa melintasi sungai. Pihak keluarga yang menggotong jenazah pun mesti berhati-hati agar tidak terseret derasnya arus sungai Wae Musur.
Dia mengatakan kondisi Kali Wae Musur cukup lebar, kendaraan roda dua dan roda empat tidak bisa melintas. Ada upaya untuk kendaraan bisa melintas dengan kondisi air deras namun sopir memilih untuk tidak memaksa karena takut mogok di tengah sungai.
Masyarakat di sekitar Sungai Wae Musur memang selalu was-was saat hujan turun. Derasnya arus sungai tentunya memutuskan akses masyarakat ke seberang sungai. Jika terjadi hal di luar dugaan dan mendadak, terpaksa masyarakat harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai.
Kondisi ini diharapkan butuh perhatian serius dari pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Timur hingga pemerintah pusat. Tanpa jembatan, masyarakat sekitar Sungai Wae Musur semakin merasa jauh dari pemerintah karena tanpa jembatan, pemerintah tidak akan mengunjungi mereka secara langsung karena harus menempuh rute yang lebih jauh. (pp04)