SINGARAJA | patrolipost.com – Pengusutan terkait insiden dugaan pemukulan terhadap Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Listrianto masih terus berlanjut. Satreskrim Polres Buleleng kembali memeriksa beberapa orang saksi atas laporan dugaan pemukulan oleh beberapa oknum warga saat kegiatan rapid test massal di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Buleleng, yang berlangsung ricuh beberapa waktu lalu.
Penyidik telah memeriksa 4 orang saksi, yakni 2 orang personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan 2 orang personel Dinas Perhubungan (Dishub) Buleleng, yang diduga berada di lokasi kejadian ketika insiden tersebut terjadi.
Soal pemeriksaan itu, Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto membenarkan telah memeriksa empat orang saksi. Mereka berinisial KK, AW, SE, dan MG.
Materi pemeriksaan masih dalam kerangka untuk mengungkap kejadian sebenarnya. Dan juga saat peristiwa kisruh itu berlangsung beberapa orang saksi tersebut persis berada di lokasi kejadian.
“Saksi dari Pol PP dan Dishub sudah dimintai keterangan. Pemeriksaan ini untuk menjelaskan ke penyidik, kalau materi pemeriksaan belum bisa kami jelaskan. Tapi mereka ada di situ,” ujarnya.
AKBP Andrian mengatakan, keterangan para saksi itu akan didalami termasuk kemungkinan dikonfrontir dengan keterangan saksi yang lain. Setelah itu, penyidik akan mendapat gambaran jelas urutan peristiwa yang terjadi.
“Keterangan saksi semua akan dikonfrontir untuk lebih memastikan urutan kejadian,” imbuhnya.
Sejauh ini, kata AKBP Andrian, polisi telah memeriksa 16 orang saksi, yakni 4 orang anggota Kodim 1609/Buleleng, 5 warga Desa Sidetapa yang diduga terlibat insiden, anggota Polsek Banjar ada 3 orang, dan masing-masing 2 orang personel Satpol PP dan Dishub Buleleng.
“Dalam kronologis kejadian disampaikan ada sedikit miss komunikasi. Dan kalau menjurus ke tersangka (orang yang telah memukul Dandim Buleleng), belum ada,” ungkapnya.
Sementara itu, selain pemeriksaan terhadap para saksi, penyidik masih memeriksa video insiden keributan yang sempat viral di media sosial (medsos) itu. Menurutnya, video-video tersebut sudah dikirim ke Labfor serta Cyber Polda Bali untuk dilakukan pemeriksaan.
“Kami sedang meminta keterangan saksi ahli atas video dan foto yang ada termasuk dengan tim cyber Polda Bali juga sudah dikoordinasikan,” tandasnya. (625)