SINGARAJA | patrolipost.com – Isu sampah belakangan cukup merepotkan terutama bagi Bali yang menjadi tujuan wisata dunia. Tak sedikit yang nyinyir ajak dunia internasional untuk tidak kunjungi Bali gara-gara lingkungan Bali rusak oleh sampah.
Untuk menjawab tantangan itu, publik di Bali bahu membahu melawan kampanye hitam tersebut. Termasuk yang dilakukan sejumlah komunitas lingkungan dan pemerintah hingga pelaku usaha bari-baru ini.
Dimotori Pelindo III Celukan Bawang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Buleleng serta puluhan komunitas peduli sampah, digelar forum group discusion (FGD) bertemakan lingkungan. Banyak hal dibahas termasuk cara pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. Nantinya, hasil FGD itu akan direkomendasikan kepada pemerintah daerah maupun pemerhati lingkungan.
Ketua MMDP Buleleng, Dewa Putu Budarsa mengatakan, FGD dengan tema lingkungan yang digagas Pelindo III Celukan Bawang, sangat strategis untuk menjawab isu lingkungan yang bertujuan mendeskreditkan Bali. Menurutnya, semakin banyak pihak yang peduli akan semakin baik sehingga penanganan sampah dan perbaikan pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan lebih masif dan terstruktur.
“Kami mendukung upaya ini. Dan berharap dalam skala tertentu akan dapat menjawab isu sampah dan lingkungan diwaktu mendatang,” ujar Budarsa.
Selain melalui upaya FGD, kata Budarsa, dalam perspektif desa adat telah dibuat sejumlah gagasan untuk ikut mendorong berkurangnya produksi sampah plastik melalui pembuatan perarem di masing-masing desa adat. Perarem itu, untuk membuat lebih lengkap setelah lahirnya Perbup No.39/2019 yang mencover soal sanksi.
“Kami ada sebanyak 170 desa adat. Sebagian diantaranya telah memiliki prarem soal sampah dan lingkungan. Untuk penyamaan persepsi, dalam waktu dekat kami akan gelar pesamuan madya yang khusus membahas model perarem sampah dan lingkungan di masing-masing desa adat,” ucapnya.
Sementara GM Pelindo III Celukan Bawang, Rio Dwi Santoso mengatakan, isu sampah di Bali sangat sexy dan cukup menyedot perhatian dunia internasional. Dari FGD yang digagas Pelindo III, Rio berharap akan lahir konsep yang kongkret penanganan sampah dari hulu hingga hilirnya. Dan dapat menjadi rekomendasi ke pemerintah maupun pemerhati lingkungan.
“Selain DLH kami berharap hasil diskusi ini bisa juga direkomendasikan kepada Dinas Pendidikan dalam rangka pendidikan karakter anak didik mulai tingkat SD hingga SMA terutama soal menejemen sampah. Anak-anak agar terbiasa tidak membuang sampah sembarangan,” kata Rio.
Sebagai badan usaha milik negara, Rio mengaku Pelindo III sangat konsisten ikut peduli terhadap isu perbaikan lingkungan. Karena itu, dalam FGD tersebut ada sebanyak 53 peserta dari kalangan pemerhati lingkungan yang dilibatkan agar penanganan sampah lebih terkoordinir.
“Hasil FGD ini tentu akan kami rekomendasikan juga ke pemerintah provinsi Bali,” tandasnya. (625)